Perpustakaan Dan Pustakawan Gunakan Sistem Teknologi Informasi

  • Whatsapp

Surabaya, Perkembangan perpustakaan telah mulai mengikuti perkembangan teknologi, dengan membuat sistem informasi canggih untuk manajemen dan pencarian koleksi perpustakaan. Oleh karena itu pustakawan harus memiliki kemampuan mengikuti perkembangan zaman dan bisa membagikan pengetahuan dan informasi yang ada di koleksi perpustakaan kepada masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Pustakawan Utama, Dr H Sudjono MM, “Dengan membaca maka penyeluran pengetahuan akan berjalan. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak ilmu yang kita serap. Semakin banyak ilmu yang kita serap, semakin banyak ilmu yang kita informasikan, “ujarnya, di Surabaya, Rabu (21/11).

Ia menjelaskan dari hasil Seminar dan Knowledge Sharing Kepustakawanan 2018 yang diselenggarakan Forum Perpustakaan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Riset dan Teknologi (LPNK Ristek) dengan tema “Peningkatan Peran Perpustakaan dalam Reformasi Birokrasi”, di Jakarta, Minggu (19/11/2018), Pustakawan dari beberapa daerah di Indonesia diminta untuk bersinergi membangun pusat data dan informasi terkait kementerian dan lembaga pemerintah.

“Idealnya, perpustakaan khusus menyimpan seluruh data dan informasi yang sudah dipublikasikan mengenai kementerian dan lembaga terkait. Karena esensinya, perpustakaan adalah pusat informasi, “jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando saat menjadi Pembicara Utama di Seminar dan Knowledge SharingKepustakawanan 2018 yang diselenggarakan Forum Perpustakaan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Riset dan Teknologi (LPNK Ristek) mengatakan bahwa menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.

“Saya mengundang kepala perpustakaan khusus mari kita bangun sinergi untuk menyimpan data semua kementerian lembaga. Luar biasa pentingnya perpustakaan khusus. Berbicara tentang sustainable kementerian lembaga tentang data informasinya, harusnya ada di perpustakaannya, bukan di humasnya. Sebab kita bicara tentang data dan fakta,” jelas Syarif Bando saat menyampaikan paparannya di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta pada Senin (19/11).

Perpustakaan sebagai pusat peradaban merupakan tempat yang tepat memanusiakan manusia. Karenanya, Menurut Syarif Bando, pustakawan sebagai sebuah profesi tidak boleh memble. Pustakawan profesional adalah orang yang berdedikasi, menghargai profesinya, yang merasa puas jika bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *