SURABAYA, beritalima.cim – Strategi untuk menahan dan menjaga agar pendapat income perkapita Jatim tidak turun, yakni menjadikan pertumbuhan industri harus lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi.
Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo yang lekat disapa Pakde Karwo saat memberikan paparan pada acara Seminar Nasional “ Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa” di Gedung Dyandra Convention Centre, Jln. Basuku Rahmad Surabaya, Selasa ( 29/8).
Untuk itu, lanjut Pakde Karwo, kualitas SDM yang memiliki skill menjadi kata kunci. Karenanya, revitalisasi SMK di Jatim sangat penting dan perlu segera diwujudkan konposisi perbandingan sebanyak 30 % untuj SMA dan 70 % SMK. Selain itu, lulusan SMK -nya harus bersertifikasi, tidak hanya berstandar nasional saja melainkan juga harus berstandar Internasional.
Selain komposisi, menurut Pakde Karwo, revitalisasi pendidikan vokasional (SMK ) juga untuk dilakukan di kurikulumnya, yang harus menyesuaikan kebutuhan pasar atau lapangan kerja, yaitu industri atau perusahaan. Praktek yang awalnya 30% agar diubah menjadi 70 %, sebalikbya teori didalam kelas yang awalnya 70% menjadi 30%.
Dengan dilakukan revitalisasi ini, lanjut Pakde Karwo, semua lulusan SMK diharapkan bisa tertampung dan diterima pada setiap lowongan kerja atau bursa kerja, baik di perusahaan besar maupun UMKM.
Revitalisasi SMK sendiri, ditegaskannya, bisa terwujud dengan baik apabila didukung oleh semua stakeholder, mulai dari pemerintah, dunia usaha/ dunia industry, SMK itu sendiri, maupun DPRD.
Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga menjelaskan kondisi 1.954 SMK negeri dan swasta di Jatim. “Dari jumlah tersebut, SMK yang sudah bersertifikasi sebanyak 291 SMK dan yang lainnya sedang dalam proses,” ujarnya.
Rencana tahun 2018
Untuk peningkatan kualitas SMK pula, jelas Pakde Karwo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, telah bekerjasama antara Universitas Brawijaya (UB) Malang, khususnya fakultas tehnik dengan SMK- SMK ada di daerah Kediri, Tulung Agung, Blitar, Nganjuk, Trenggalek, Madiun dan sekitarnya.
Peningkatan mutu/kualitas SMK di Jatim,l melalui pemberian tambahan jam ekstra kurikuler dan atau pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan di BLK Kediri. Dosen tehnik dari UB tsb menjadi mentor/ pelatih/guru dari SMK yang mengikuti pelatihan-pelatihan.
Demikian pula, tahun 2018 dosen ITS dan UNESA serta UM melalui fakultas tehniknya akan diajak kerjasama meningkatkan kualitas SDM SMK. Untuk menunjang kerjasama ini, tambah Pakde Karwo, Kepala Dinaskertran prov. Jatim diminta untuk menambah kuota BLK Non Formal dari 18 ribu menjadi 28 ribu anak yang mengikuti pelatihan.
Selain pelatihan di BLK, pemprov. Jatim juga telah bekerjasama dengan 14 perusahaan Jerman untuk dijadikan sebagai tempat praktek pengembangan ilmu sekolah dan pengembangan tehnologi siswa SMK.
Ditambahkan, selain Jerman, Pemprov. Jatim juga telah bekerjasama dengan pemerintah Australia Barat, Amerika serikat serta Tiongkok untuk meningkatkan mutu pendidikan vokasional SMK. (Rr).
Drs. Benny sampir wanto,MSi