Narasi Seorang Pahlawan Tanpa Jasa : Darius Lekalawo
10 Nopember merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa kita tercinta karena di tanggal tersebut di tahun 1945 kita mengenang peristiwa heroik di kota Surabaya di mana Bung Tomo bersama pemuda-pemuda kota Surabaya berjuang mati-matian mempertahankan agresor yang tergabung dalam sekutu yang ditumpangi Belanda. Para pemuda dengan ikhlas dan tanpa pamrih berjuang mati-matian mengusir para agresor kembali menjajah negeri ini.
Itulah perjuangan pahlawan kita 71 tahun lalu yang berjuang ikhlas, tanpa pamrih dan bersemangat. Lihatlah bagaimana ulah ‘pahlawan’ masa kini? Pahlawan kini yang bermunculan adalag pahlawan-pahlawan kesiangan yang bertindak selalu menuntut imbal jasa alias pamrih. Pahlawan yang jika berbuat sesuatu seantero negeri ini harus tahu serasa tiada keikhlasannya dalam berbuat. Atau mungkin karena berlatar belakang dari parpol yang harus tebar pesona untuk mendapatkan pendukung.
Lihatlah tugas pemimpin yang seharusnya memperhatikan nasib rakyat sampai ke pelosok daerah terabaikan. Padahal bukankah dosa-dosa akibatkan kelalaian pemimpin membuat rakyat sengsara menjadi tanggung jawab pemimpin? Mungkin karena pemimpin kini banyak yang jauh dari agama hal ini terabaikan.
Saya sih melihat pahlawan kini bukan hanya dari pemimpin dan pejabat negara. Kalaulah pemimpin dan pejabat negara berjuang membela dan memajukan negara adalah wajar karena sudah dapat gaji gede fasilitas oke malah kalau tidak dilakukannya malah kebangetan sudah dapat gaji besar fasilitas oke kemana-mana serba di jamu apa tidak kurang ajar. Yang lebih menyedihkan ulah pejabat ini sudah tak mengabdi eh malah korupsi sungguh biadab ulahnya.
Saya malah melihat pekerja kasar sebagai pahlawan, lihat saja penyapu jalan udah kerjanya panas-panas gajinya kecil kadang tersendat lagi. Jasa mereka terabaikan mungkin sedikit pujian di peroleh hanya cemoohan yang diterima padahal pekerjaannya mulia, coba bandingkan dengan pejabat koruptor mana lebih mulia?
Mungkin karena sekarang budi pekerti kita sudah rendah, pengetahuan agama sudah rendah menjadikan nilai-nilai dan norma terabaikan. Sehingga berbuat sesuatu tidak ada ikhlasnya dan hanya menjadi ajang tebar pesona belaka.
Pesan moral untuk para “pahlawan” kesiangan cepatlah sadar karena berbuat mengharap pamrih tidak ada gunanya hanya akan membuat kecewa anda dan orang-orang yang menerima pemberian anda.
Sikap ikhlas akan membuat anda tenang, akan menceriakan dunia. Amal anda akan lebih bernilai dan bermanfaat.
Biarkan orang yang menilai anda pantas menjadi pahlawan sejati.
(An)