SURABAYA, beritalima.com | Memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober 2019, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menggelar acara bertema “Pesona Batik Indonesia” di Hotel Majapahit Surabaya, Jumat (4/10/2019).
Acara ini dihadiri sekitar 200 undangan yang semuanya wanita, yang terdiri atas istri pegawai Pelindo III (Perispindo), pegawai perempuan TPS dan Pelindo III Group, customer TPS baik shipping line maupun forwarding, Komunitas Perempuan Logistik dan Kepelabuhanan, instansi perbankan, dan dari Asosiasi Pengguna Jasa.
Dalam acara ini dihadirkanlah Ribut Ernawati, pecinta batik yang juga owner Na Collection, yang hadir bersama Perkumpulan Bangga Berkain Nusantara (PBBN) Surabaya. Perempuan yang akrab dipanggil Nana tersebut mengajak memberikan tutorial berkain cantik sebanyak 7 gaya, dan memperkenalkan pembuatan kain dengan cara eco print.
Melengkapi tutorial berkain, semua yang hadir mendapat souvenir kain batik yang digunakan untuk mencoba berkain cantik sesuai yang dipraktekkan Nana. Tidak hanya itu, mereka semua diberi kesempatan memamerkan cara berkain dengan berjalan yang diiringi musik, bak peragawati di catwalk.
Legal & Commercial Manager TPS, Erika A. Palupi, mengatakan, acara seperti ini, yang melibatkan beberapa unsur pelabuhan, bukan kali pertama diselenggarakan TPS. Sebelumnya, pada peringatan International Women’s Day, TPS juga menyelenggarakan acara serupa.
Menurut Erika, tujuan acara ini memperkaya wawasan warisan budaya Indonesia, khususnya batik Jawa Timur. Selain itu untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi yang hangat antar praktisi logistik dan kepelabuhanan, yang diharapkan dapat memperkuat jalinan kerjasama selama ini, terlebih untuk mendukung industri logistik dan kepelabuhanan Indonesia yang unggul.
“Momen ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap budaya, potensi perempuan Indonesia serta bagaimana perempuan dapat senantiasa berperan untuk kemajuan bangsa, dimulai dari diri sendiri,” ungkap Erika.
“Batik membuat Indonesia mudah dikenal, dimanapun kita berada,” ujarnya.
“Filosofi batik yang dibuat penuh kesabaran, menggunakan teknik warisan budaya serta penggunaan warna-warna alam, merupakan hal yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam masyarakat maupun dalam kaitannya dengan kedinasan/karir,” tuturnya.
Belum lagi potensi usaha melalui batik, serta penampilan yang menarik saat mengenakan batik. Semua catatan lengkap untuk keunggulan batik, kata Erika, sehingga belum ditemukan alasan untuk tidak bangga berbatik.
Selain itu, acara ini juga disertai dengan Bazar UKM yang menampilkan produk-produk kerajinan batik, aksesoris etnik dan minuman tradisional (jamu). (Ganefo)