Pesona Wisata Di Pos Lintas Batas Negara Jagoi Babang

  • Whatsapp
Atraksi wisata menarik di desa wisata Jagoi Babang

Jagoi Babang, beritalima.com |– Bila mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang, di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), ada sejumlah pesosna wisata yang bisa kita nikmati.

Melalui perjalanan panjang hampir lima jam sekitar 250an kilometer dengan mobil dari ibukota Kalbar (Pontianak), kita baru tiba di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang. Tampak patung Presiden Soekarno menyambut kedatangan kita di komplek PLBN yang cukup megah ini dan berbatasan dengan negara tetangga Malaysia.

Bentuk bangunan PLBN dirancang sesuai dengan khas kearifan lokal, yakni mencerminkan rumah Dayak Bidayuh, sebagai salah satu masyarakat asli di Kalbar. Sementara setelah menyeberangi PLBN, tak tampak bangunan atau pos perbatassan milik Malaysia. Dari PLBN Jagoi Babang, sekitar 60 kilometer telah mencapai kota Serawak, Malaysia.

Kini, dengan berdirinya megahnya PLBN Jagoi Babang, menjadi momentum Pemerintah Indonesia umumnya dan Provinsi Kalbar (kabupaten Bengkayang) untuk menghadirkan berbagai atraksi wisata yang menarik, guna menjaring wisatawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman) untuk mengunjunginya.

“Adanya PLBN dapat memicu pengembangan destinasi wisata baru di sekitar perbatasan. Potensi alam, budaya, dan sejarah daerah perbatasan dapat dioptimalkan menjadi daya tarik wisata yang unik dan menarik,” ucap I Made Putra Negara, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bengkayang.

Sekitar sepuluh menit dari PLBN, ada kampung adat Suku Dayak Bidayuh disebut Bung Kupuak. Di tempat ini, ada beberapa rumah asli Suku Dayak Bidayuh serta ruang pentas seni dan budaya, di mana setiap tahunnya ada atraksi wisata menarik yang dinamakan Gawia Sowa.

Gawia Sowa atau Festival Budaya Dayak Bidayuh perbatasan dan Festival Ulang Tahun Bungkupuak, menampilkan berbagai pertunjukan seni dan tradisi lokal dan memiliki ikatan emosional dan kultural yang kuat dengan warga Malaysia di perbatasan. Tak heran saat atraksi ini digelar pada Juni setiap tahun, banyak wisman dan wisnus ke desa wisata Jagoi Babang menghadiri Gawia Sowa.

Saat beritalima.com akhir Juni lalu berkunjung ke lokasi ini, Gawia Sowa baru saja diselenggarakan. “Tempat ini dibangun atas keinginan warga sendiri. Gotong royong,” jelas Made. Sekitar lima menit dari lokasi ada tempat pengrajin ekonomi kreatif berupa pembuat tas, tikar, dan cinderamata lainnya dari bahan alam (rotan dan bambu) yang banyak dikenal dengan nama “Tikar Bidae”.

Tak heran, dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nama Jagoi Babang termasuk 50 desa wisata unggulan. Sudah sepantasnya beranda terdepan Indonesia seperti di desa wisata Jagoi Babang, diperkuat dengan berbagai pesonanya yang berasal dari kekuatan masyarakat lokal.

Jurnalis: Abriyanto

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait