BANYUWANGI,Beritalima.com – Indonesia ibarat lumbung padi yang kaya raya, namun sayangnya lumbung itu terus digerogoti oleh tikus-tikus rakus yang tak pernah puas berpesta.
Analogi itu seolah menggambarkan kondisi bangsa yang belum sepenuhnya mampu keluar dari jerat kemiskinan dan pengangguran akibat korupsi yang terus mengakar, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Berdasarkan laporan Transparency International 2024, skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia berada di angka 37, menempatkan Indonesia di posisi 99 dari 180 negara. Meski naik tiga peringkat dari tahun sebelumnya, catatan itu masih menegaskan bahwa praktik korupsi di Tanah Air tetap tinggi dan menjadi sorotan dunia.
Di tingkat lokal, Banyuwangi menjadi salah satu potret nyata bagaimana “tikus-tikus” itu masih leluasa menggerogoti. Kasus dugaan korupsi makan dan minum (MAMIN) fiktif yang menyeret oknum ASN berinisial NH sempat mencuat dan mengundang kritik luas dari masyarakat. Proses hukum yang berlarut-larut bahkan sempat dihentikan lewat SP3, menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen penegakan hukum di daerah.
Ketua Perkumpulan Pendopo Semar Nusantara (PSN), Uny Saputra, menilai kasus Banyuwangi hanyalah salah satu contoh kecil dari persoalan besar yang sedang dihadapi Indonesia.
“Indonesia ini ibarat lumbung padi yang penuh hasil panen. Tapi di dalamnya ada banyak tikus yang berpesta-pora menggerogoti padi. Tikus-tikus itu adalah para koruptor yang merugikan rakyat. Kalau tidak segera dibasmi, rakyat hanya akan jadi penonton kelaparan di negeri yang sebenarnya kaya raya,” tegas Uny, Selasa (9/9/2025).
Uny menambahkan, pemerintah seharusnya mencontoh langkah berani yang pernah dilakukan negara – negara lain seperti Hong Kong dan Cina dalam memberantas korupsi.
“Harus ada tindakan tegas dan sistemik, bukan hanya pencitraan. Penegakan hukum jangan pandang bulu. Kalau memang ada yang terbukti korupsi, siapa pun dia, harus dihukum setimpal,” ujarnya.
Menurutnya, kasus Banyuwangi harus dijadikan pelajaran penting agar kejadian serupa tidak kembali berulang.
“Kalau penanganan kasus korupsi masih terkesan tebang pilih, masyarakat akan semakin hilang kepercayaan. Yang rugi bukan hanya rakyat, tapi juga wajah pemerintahan kita,” kata Uny.
Sementara kenaikan skor CPI Indonesia memang menjadi catatan positif, namun masih jauh dari memuaskan. Di sisi lain, kasus seperti dugaan korupsi MAMIN di Banyuwangi menegaskan bahwa “pesta pora tikus” masih terus berlangsung.
“Mau tidak mau, kita semua harus ikut mengawasi. Kalau lumbung padi ingin selamat, Pak Tani harus berani mengambil tindakan tegas. Jangan sampai tikus-tikus itu justru memperdaya Pak Tani,” pungkas Uny.(Rony//B5)






