KUPANG, beritalima.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan arah kebijakan pengembangan pertanian pada masa pemerintahannya bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi, ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup petani. Agar para petani tidak hanya berorientasi sekadar untuk penuhi kebutuhan rumah tangga tapi bisnis.
“Konsep kita dalam pengembangan petani adalah mengarahkan mereka dari buruh tani menjadi pengusaha petani. Kalau ini dikerjakannya dengan baik, kita dapat bersaing dengan negara lain khusus di pertanian. Kita bukan lagi menyodorkan buruh tani tapi pengusaha tani yang mindsetnya bisnis. Hasil pertaniannya sudah sampai level untuk dijual bukan lagi untuk mengisi kebutuhan rumah tangga,” kata Viktor, saat melakukan pertemuan dengan para wartawan media cetak, elektronik dan media daring di Aula Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur NTT, Jumat (28/8).
Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Biro Humas dan Protokol NTT, Jelamu Ardu Marius, dan dihadiri pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Viktor menyatakan, sebagian masyarakat NTT memang hidup dari pertanian, namun masih sebatas buruh tani. Pemerintah Provinsi terus berupaya menyiapkan alat-alat pertanian termasuk alat berat seperti eksavator. Infrastruktur pertanian harus disiapkan dengan baik.
“Kebutuhan air untuk pertanian juga kita siapkan. Itulah alasannya pemerintah provinsi melakukan pinjaman daerah. Kita tidak bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan persoalan infrastruktur hanya mengandalkan APBD. Tahun depan kita siapkan anggaran sekitar 900 miliar rupiah untuk bangun infrastruktur termasuk di dalamnya embung untuk pertanian. Kita juga harus bisa memastikan agar air tetap tersedia di sungai saat musim kering,termasuk juga benihnya kita siapkan,” jelas pria asal Semau tersebut.
Gubernur VBL menegaskan, salah satu sebab juga pertanian NTT belum maju adalah karena belum ada kolaborasi yang baik antara pemerintah, petani atau masyarakat dan pengusaha. Minimal dalam teori pembangunan, kolaborasi ketiganya yang disebut triple helix harus bisa dioptimalkan.
“Pemerintah Provinsi akan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan hasil pertanian dan ada pengusaha yang mau menginvestasikan dana serta menampung hasil pertanian. Pemerintah provinsi terus mendorong agar kolaborasi triple helix ini dapat berjalan dengan baik,” jelas Gubernur Viktor.
Untuk memperluas pasaran produk-produk potensial NTT, Gubernur VBL mejelaskan telah meminta manajemen Lion Air agar tahun depan ada penerbangan langsung dari luar ke NTT. Permintaan tersebut telah disetujui oleh manajemen maskapai tersebut.
“Tahun 2021 saya sudah minta kepada Lion Group untuk siapkan dua pesawat terbang langsung dari Kupang ke China, Taiwan, Jepang, Korea. Dan mereka sudah setuju dengan usulan tersebut. Untuk itu, kita harus siapkan semua potensi yang kita miliki. Tidak mungkin pesawat itu pergi kosong-kosong. Kita harus siapkan ikan, rumput laut dan hasil pertanian yang berkualitas ekspor dan pulang dari sana, pesawat ini bisa bawa wisatawan asing”, kata Gubernur Viktor.
Dalam kesempatan tersebut juga, Gubernur menjelasakan arah kebijakan pertanian harus bisa menurunkan angka kemiskinan. Kemiskinan terbesar ada di Pulau Sumba dan Timor. Berdasarkan data statistik 2019, urutan pertama presentasi penduduk miskin terbanyak adalah Sumba Tengah 34,62 persen, terus diikuti Sabu Raijua 30,52 persen, Sumba Timur 30,02 persen,lalu dikuti Sumba Barat 28,29 persen, Sumba Barat Daya 28,06 persen, Rote Ndao 27,95 persen,TTS 27,87 persen.
“Saya minta kepada Bappeda (Bappelitbangda) agar 60 persen anggaran ke depan di bidang pertanian, peternakan dan pendidikan diarahkan ke dua pulau ini. Menuju ke kabupaten-kabupaten di dua pulau ini. Karena kalau kita terapi kedua pulau ini secara benar, otomatis angka kemiskinan kita akan menurun jauh. Sambil daerah lainnya tetap kita perhatikan dengan baik, agar angka kemiskinan tidak naik. Bulan depan saya akan ke Sumba Tengah untuk program Tanam Jagun Panen Sapi di lahan yang besar supaya ekonomi masyarakat di sana meningkat,”ujarnya.
Menurut Gubernur, data-data pertanian seperti lahan, potensi air serta berbagai data terkait pertanian lainnya sedang dikerjakan. Karena sampai sekarang data seperti ini belum lengkap. Kalau sebelumnya sudah ada, pertanian NTT saat ini pasti akan mengalami percepatan luar biasa.
“Tujuan pertanian adalah menjadi bagian dari rantai nilai pariwisata, supply chain dari pariwisata. Saat Pariwisata Labuan Bajo menjadi daya tarik utama dan prime mover pariwisata NTT, kita harus pastikan supply chainnya dari NTT. Seperti telur ayam, daging ayam,ikan, sayur, bawang cabe dan kebutuhan harus dari kita, dari Flores, Timor dan Sumba. Ini tentu akan menguntungkan bagi para petani,”jelas Gubernur VBL.
Dalam sesi dialog, terlontar beberapa usulan dari pekerja media agar pemerintah Provinsi fokus untuk mengembangkan pertanian karena sebagian besar masyarakat NTT berprofesi sebagai petani. Kalangan media juga mengapresiasi program Tanam Jagung Panen Sapi yang dicanangkan Gubernur Viktor dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi dalam meningkatkan taraf ekonomi para petani. (*/L. Ng. Mbuhang)