YOGYAKARTA – Audensi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ke kantor Pemerintah Daerah (PEMDA) DIY di terima langsung oleh Wakil Gubenur DIY KGPAA Paku Alam X, di Ruang Pari Anom.
Hadir dalam acara tersebut Satrio F. Damardjati (Ketua Umum Petani), Anggit Bimayu (Ketua DPW. Petani DIY), Asti Iswandiyah (Sekretaris DPW Petani DIY), Agnes Eni Suryani (Bendahara DPW Petani DIY), Peter Michael D (Tenaga Ahli Lingkungan Hidup DPW Petani DIY) dan H.Kawiyono (Biro Propaganda dan Jaringan DPW Petani DIY).
Acara dibuka oleh Asti dengan pemaparan program DPW Petani DIY yang sudah di kerjakan dan pencapaian hasil dari program tersebut, diantaranya aktifitas salah satu badan otonom DPW Petani DIY Sekolah Petani Muda Darllo’s (SPMD) secara gratis, yang telah menyentuh di basis-basis produksi seperti di Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman sebagai upaya pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan advoksi ke anggota Petani untuk merubah cara berpikir dalam meningkatkan kualitas hasil dan menangkap peluang pasar pada produk olahan yang otomatis akan meningkatkan kesejahteraan para Petani.
Asti juga menjelaskan tentang program kedepan dari DPW Petani DIY dalam hal pengelolaan lingkungan hidup yang kemudian dijelaskan secara rinci oleh Peter selaku Tenaga Ahli Lingkungan Hidup DPW Petani DIY.
Ketua Umum Petani, Satrio Damardjati juga menambahkan adanya Sekolah Petani dan Warung Petani sebagai pendamping dalam rangka meningkatkan value added untuk peningkatan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat Petani pada umumnya dengan cara menjual hasil olahan dan menciptakan basis produksi serta tetap menjaga kearifan lokal. Rabu, (12/09).
Disampaikan pula bahwa Warung Petani sebagai badan otonom Petani sebagai wadah dalam pemasaran produk produk hasil olahan petani untuk di distribuskan ke user secara langsung, sehingga secara otomatis akan dapat memotong rantai distribusi yg secara otomatis akan meningkatkan nilai tukar Petani.
Wakil Gubenur Daerah Istimewa Yogyakarta menanggapi apa yang disampaikan oleh DPW Petani DIY, “Bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah setingkat Propinsi yang luasnya nomor 3 paling kecil di Indonesia dengan luas kira-kira 3.100 KM2, dengan jumlah penduduk 3,7 juta.
Dimana masalah yang dihadapi adalah penyempitan lahan pertanian dan harga tanah juga menjulang tinggi, maka tugas Petani (red: DPW Petani DIY) adalah meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dalam pengolahan hasil pertanian supaya anggota Petani tidak menjual lahan pertanian.
Semisal dengan nilai tukar hasil pertanian dan olahan bisa setingkat harga lahan dalan jangka waktu tertentu. Atau juga bisa juga dengan penjualan bibit untuk percepatan perputaran uang di Petani. Dengan adanya penyempitan lahan, bisa dengan ide kreatif misalnya menanam padi di polibag bekas pupuk.
Memanfaatkan lahan yang kosong di sekitar kita untuk bisa menjadi Nilai Tukar Petani dimana bisa meningkatkan profit margin dan nilai tukar, seperti penanaman pohon Klengkeng di wilayah desa daerah Giwangan, mengajak kaum muda untuk bangga bertani dan mau terjun sebagai Petani dengan di bekali ilmu dan cara yang tepat untuk peningkatan hasil produksi dan pengolahan yang menjadi produk di minati oleh pelaku pasar.
Beliau menyampaikan bahwa ketika kita ikut kelompok atau paguyuban harus ada gunannya dan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Untuk bisa meningkatkan nilai tambah pada Petani agar tetap hidup lebih sejahtera.
“Selain itu DPW Petani DIY harus aktif dalam pendampingan dan advokasi ke anggota Petani, mendengarkan dan dialog, apa yang mereka inginkan untuk peningkatkan kesejahteraan dan kualitas hasil produksi dan olahan serta pemasarannya, Beliau juga menyampaikan agar Petani untuk tetap menjaga kearifan lokal.”
Ketua Umum Petani, Satrio Damardjati juga menyampaikan bahwa secara organisasi Petani sudah 24 tahun didirikan dan salah satu programnya adalah mengajak kaum muda untuk bertani dan bangga jadi Petani. Visi dari PETANI adalah Menuju Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal.
Dan hasil yang sudah di capai diantaranya panen raya ikan lele di Pundong Bantul dan juga beberapa lahan yang digunakan produksi di basis-basis Petani adalah milik Sultan Ground dengan cara Magersari. (pet/ari)