Petrokimia Gresik Jadi Pelopor Pilot Project CCU, Dorong Dekarbonisasi Industri Nasional

  • Whatsapp

GRESIK, beritalima.com – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, tampil sebagai pelopor dekarbonisasi industri nasional melalui pilot project teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU). Proyek percontohan yang dijalankan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ini mendapat sorotan positif dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta.

Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang, menegaskan bahwa teknologi CCU menjadi solusi untuk menekan emisi karbon sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah.
“Teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE (Net Zero Emission), tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi,” ujarnya, Rabu (20/8).

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menjelaskan bahwa pilot project CCU berbasis hidrometalurgi di perusahaannya sudah berjalan sekitar satu bulan. Fasilitas ini mampu mengurangi emisi karbon sekaligus menghasilkan produk soda ash dan baking soda, dua bahan strategis yang selama ini masih dipenuhi dari impor.
“CO₂ yang merupakan emisi karbon bisa diubah menjadi produk yang dibutuhkan oleh industri. Tapi, PR kami sekarang adalah bagaimana meningkatkan kapasitasnya hingga 50.000 ton soda ash atau menyerap 20.000 ton CO₂ melalui pilot project ini. Jika proyek ini berhasil, potensinya sangat besar untuk dilakukan pengembangan skala lebih luas,” jelasnya.

Daconi menambahkan, Petrokimia Gresik yang memproduksi hingga 11 juta ton pupuk dan bahan kimia per tahun memiliki tantangan besar menekan potensi emisi hingga 2 juta ton CO₂. Sejauh ini, program dekarbonisasi berhasil menurunkan sekitar 400 ribu ton CO₂ ekuivalen, namun masih tersisa 1,6 juta ton yang perlu diatasi dengan teknologi rendah karbon.
“Karena itu diperlukan langkah-langkah inovatif dari perusahaan. Upaya ini sekaligus selaras dengan program Kemenperin berupa sistem penangkapan karbon dengan teknologi CCU,” tegasnya.

Selain CCU, Petrokimia Gresik telah mencanangkan peta jalan dekarbonisasi menuju Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030 dan NZE 2050 dengan berbagai program, mulai dari instalasi solar cell, efisiensi energi pabrik amonia, hingga fuel switch di pabrik NPK.

Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto, menilai langkah Petrokimia Gresik menunjukkan bahwa emisi karbon dapat diubah menjadi bahan baku bernilai ekonomis.
“Melalui teknologi ini kita bisa memanfaatkan apa yang saat ini dianggap sampah, yaitu emisi karbon, menjadi bahan baku atau bahan lanjutan bernilai ekonomis bagi industri,” ujarnya.

Eko menambahkan, pemerintah kini mempercepat target NZE menjadi 2050, atau 10 tahun lebih cepat dari komitmen sebelumnya. “Tapi tidak mudah, dari beberapa perusahaan yang kami dekati, ada yang mundur karena khawatir proyek ini gagal. Alhamdulillah Petrokimia Gresik bersedia menjadi lokasi pilot project tersebut,” ungkapnya.

Sebagai informasi, proyek CCU ini merupakan kerja sama antara Petrokimia Gresik, Kemenperin, dan Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN), perusahaan asal Taiwan pemilik teknologi CCU. Dalam kemitraan ini, UWIN menyediakan fasilitas teknologi, sementara Petrokimia Gresik menyiapkan lahan serta utilitas listrik, air bersih, dan sumber daya penunjang lainnya.

(Moh Khoiron)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait