Mantan anggota Tim Forum Rektor di Timor Timur memantau dan mengawasi proses jajak pendapat, Drs. Petrus Mana, M.Si berhasil meraih gelar doktor administrasi publik di PPs-UNM, 24 Mei 2016.
Dosen Kopertis Dipekerjakan (DPK) di UKIP Makassar ini, menulis disertasi dengan judul, Pengambilan Keputusan Strategik Berbasis nilai Kearifan lokal Tongkonan di Pemerintahan Kabupaten Toraja Utara.
Selam dalam proses penyelesaian studi doktornya, mantan dosen FISIP di Universitas Timor Timur (UNTIM), dibimbing oleh Promotor, Prof.Dr. Andi Agustang, M.Si, Prof.Dr. J. Salusu MA dan Prof Dr. Adi Ikhsan M.Si.
Sosok Petrus Ma’na adalah figur dengan perjalanan hidup dan karier penuh warna dan dinamika. Selaku anak kolong di tangsi tentara kesatuan Linud 700 Raider Makassar. Dia dibesarkan dalam lingkungan hidup penuh disiplin dan kemandirian.
Usai menyelesaikan studi S1 adminstrasi negara di FISIP UNHAS 1988, setahun kemudian 1989 melamar dosen di Universitas Timor Timur (UNTIM). Karier di provinsi termuda Indonesia kemudian pisah dari NKRI jadi negara Timor Leste, selaku sekretaris jurusan administrasi negara.
Diterima jadi DPK 1993 kembali ditempatkan di UNTIM. Tahun 1998 melanjutkan jenjang studi S2 di PPs-UGM dan meraih gelar magister 2000. Dimasa referendum Timor Timur, pria kelahiran Makale Toraja 22 Pebruari 1962 ditunjuk dari kampus jadi anggota Tim Forum Rektor di Timor Timur memantau dan mengawasi proses jajak pendapat. Hasil akhir referendum 77 persen menyatakan merdeka dan lepas dari NKRI.
Perubahan politik negara baru Timor Leste menjadikan kandidat doktor administrasi publik PPs-UNM memilih kembali ke tanah leluhurnya di Sulsel dan pindah mengajar tahun 2000, dari Kopertis VII Bali ke Kopertis IX Sulawesi ditempatkan di UKI Paulus. Kampus tempat mengabdi ini, memberi amanah jadi Kepala Unit Penelitian 2003-2007.
Sejak 2015 periode Rektor Dr.Ir. Josefine Ernestine Latuperissa, dia diberi jabatan Ketua LPPM dengan tekad mendorong semangat dan motivasi dosen dan mahasiswa melakukan penelitian sebagai bagian tak terpisahkan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, katanya. (yahya)