Petrus Pasulu Kembalikan Status Jembatan Pada Warga

  • Whatsapp

TORAJA UTARA, beritalima.com – Hasil pertemuan yang digelar oleh Lembang Palangi Kecamatan Balusu Kabupaten Toraja Utara, soal jembatan Ne’ Gandeng poros Pangli-Malakiri terkait status kepemilikan, pada pertemuan itu dihadiri sejumlah warga serta tokoh masyarakat pada di Lembang tersebut.

Dalam pertemuan itu, setelah pemandu pertemuan memberikan kesempatan pada Camat Balusu, Leo R Patando, memberikan kata sambutannya, dalam pertemuan ini diharapkan ada kata sepakat soal jembatan yang dipersoalkan oleh warga dengan pemilik Yayasan Ne’ Gandeng.

Saat dialog itu berlangsung yang disampaikan oleh AT.Palamba, selaku warga Malakiri, pada pertemuan ini, Sabtu 16 September 2017 diharapkan ada kata sepakat soal status jembatan tersebut.

” Kehadiran warga saat ini terkait kejelesan status jembatan yang sempat dipersoalkan warga. Saya berharap lewat pertemuan ini agar ada kata sepakat sehingga tidak memunculkan polimik lagi antara warga dengan pemilik Yayasan Ne’ Gandeng,” ujar Palamba.

Sementara pemilik Yayasan Ne’ Gandeng Petrus Pasulu mantan pejabat Propinsi Jawa Timur (Jatim) yang sempat sebagai Pejabat Bappeda Jatim, dari keterangan mereka perlu mereka luruskan soal opini yang berkembang ditengah-tengah warga Malakiri terkait pihaknya mengklaim jembatan tersebut milik pribadinya dibangun dengan dana murni.

” Namun gagasan jembatan ini dibangun lewat inisiatif kami serta didukung dengan warga sehingga jembatan ini terbangun. Sejarah jembatan ini jangan kita lupakan, justru itu akan menjadi Infirasi bagi masyarakat Malakiri,” kata Petrus dalam pertemuan itu yang di hadiri oleh unsur Tripika, Dan-Ramil, Camat serta Polsek Sa’dan Balusu.

Kembali tokoh masyarakat Malakiri itu sampaikan kepada warga dalam pertemuan tersebut, tidak ada niatnya untuk memiliki secara pribadi jembatan itu, namun sebagai penginisiatif pembangun jembatan serta berjuang yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan finisial hingga jembatan ini dibangun masyarakat harus menghargainya.

” Dalam pertemuan ini kita cari yang terbaik, kalau warga merasa kurang nyaman terhadap nama jembatan ini yang sudah ada silakan carikan nama yang lebih baik dengan catatan nama pelaku sejarah pembangunan jembatan ini jangan dihilangkan,” jelas Petrus.

Pada akhirnya dalam pertemuan tersebut ada kata sepakat. Bahkan Petrus Pasulu selaku tokoh di Malakiri terlihat berjiwa besar. Serta menyerahkan pada warga status jembatan tersebut dengan catatan jangan menghilangkan pelaku sejarah jembatan yang menjadi kebanggaan warga Malakiri. (gsi).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *