PONOROGO, beritalima.com- Dua hari lepas dari masa tanggap darurat, satu jasad korban tertimbun bencana tanah longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, kembali ditemukan, Senin 24 April 2017.
Korban berjenis kelamin laki-laki tersebut tersangkut di tumpukan batang pepohonan dan ranting serta akar bambu yang akan dibersihkan untuk normalisasi sungai.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Sumani, mengatakan, jasad tersebut pertama kali diketahui oleh anggota Tim BPBD bernama Sukadi yang sedang melakukan penyemprotan material longsor di Sektor D areal longsor sekitar pukul 13.30 WIB. Sukadi saat itu hanya melihat bagian kaki korban dan segera memberitahukan kepada pihak kepolisian.
“Normalisasi dilakukan agar aliran sungai yang membawa lumpur longsoran lebih lancar. Saat itulah jasad terlihat dan segera dilakukan evakuasi,” kata Sumani.
Saat ditemukan jasad tersebut hanya tinggal mengenakan celana dalam berwarna biru. Kemungkinkan pakaian yang lain sudah rusak dan terkoyak. Kondisi jasad masih utuh, hanya bagian kepala sudah tidak ada rambutnya. “Utuh tapi sulit dikenali,” tambahnya.
Jasad tersebut langsung dibawa ke kamar jenasah RSUD dr. Harjono, Ponorogo, untuk disimpan di ruang pendingin. Proses identifikasi baru akan dilakukan pada Selasa (25/4), menunggu tim Disaster Victims Identification (DVI) Polda Jatim tiba dari Surabaya.
Evakuasi korban dari lokasi, lanjut Sumani, dilakukan hanya dengan melibatkan lima orang saja. Yaitu dua dari BPBD, dua dari Polsek Pulung dan satu dari Tagana. Warga setempat, termasuk kepala desa, juga tidak diberitahu terkait penemuan tersebut sampai jasad tersebut berhasil dievakuasi keluar dari lokasi berbahaya.
“Pertimbangannya agar warga tidak berkerumun sehingga kami memilih mengevakuasi diam-diam. Daerah tersebut adalah zona merah sehingga sangat membahayakan bila harus ada kerumunan warga, rawan sekali,” terangnya.
Kapolsek Pulung AKP Denny Fahrudianto, menambahkan, kondisi jasad yang ditemukan kondisinya utuh. Hanya saja dagingnya sudah lembek dan membiru di sekujur tubuh. Bagian kepala sudah tidak ada rambutnya.
“Jenis kelamin laki-laki karena celana dalamnya adalah celana dalam laki-laki. Baju sudah tidak ada, tidak menempel di badannya. Tinggi sekitar 167 cm. Tapi ciri lain sudah tidak terlihat, wajah sulit diidentifikasi. Maka kita tunggu dari Tim DVI besok,” terang AKP Denny.
Menurutnya lagi, proses evakuasi dilakukan dalam kondisi cuaca yang memburuk. Pengangkatan korban dilaksanakan dalam kondisi gerimis dan kemudian berganti menjadi hujan deras saat jasad telah berhasil diangkut ke mobil ambulance.
“Warga belum ada yang kita mintai keterangan karena memang tadi belum melibatkan warga dengan alasan keselamatan bersama. Karena menurut kami evakuasi harus berjalan dengan aman, sebab lokasinya zona merah. Kami khawatir usai temuan, terjadi kerumunan dan terjadi longsor mirip longsor susulan kedua dan justru timbul korban baru. Itulah mengapa kami tidak melibatkan warga,” terangnya.
Dengan temuan korban inhp, maka jumlah korban yang telah ditemukan berjumlah lima orang. Korban yang masih tertimbun sebanyak 23 orang. Saat ini penanganan longsor Banaran memasuki masa transisi pemulihan setelah masa tanggap darurat selesai pada Sabtu, 22 April lalu. (Rohman/Dibyo).