Pidato Si Kalah Itu Penting

  • Whatsapp
Heti Palestina Yunani

catatan selfie Heti Palestina Yunani setelah pemilu

Presiden pemenang berpidato itu sudah haknya. Saya sangat menantikan pidato pertamanya karena momen itu menegaskan kepantasannya sebagai yang terpilih. Saya menyimaknya betul kata per kata, apalagi bila ia jagoan saya. Namun selain itu, pidato pengalah (yang kalah) harus dipandang penting. Jangan lupa itu. Di Amerika Serikat (AS) justru pidato si kalah malah yang ditunggu-tunggu. Mengapa? Sebab yang paling dibutuhkan untuk menegaskan kekuatan demokrasi sebenarnya berasal dari pihak yang kalah. Kasarnya: setersingkir-singkirnya kandidat kalah yang tidak kita maui, hormatilah karena ia kita perlukan mengakui kalah secara tersurat dalam pidato.

Sayangnya memang, aura kekalahan itu cenderung membuat si kalah terbawa perasaan. Ia pasti lebih sensitif. Bisa lepas kontrol, bertingkah aneh dan berkata tidak simpatik. Wajar. Saya pernah merasakan itu dalam sebuah pemilihan Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) 2014 lalu. Saya kalah. Tapi untung hal itu menjaga saya waras. Terkait kekalahan capres dalam pemilu ini, saya mengingatkan diri tentang pidato si kalah sangatlah penting. Dalam pidato pengalah, pemenang membutuhkan pernyataan penerimaan kekalahan. Kandidat kalah bahkan harus diminta berjanji di depan publik untuk mendukung presiden baru terpilih serta mengakui legitimasi pemilu. Ini tentu butuh nyali dan jiwa besar.

Jadi saya prihatin melihat pemenang terus bernafsu menggerus pengalah. Memaki-maki pula seolah menang tidak cukup. Itu bukan barisan pemenang elegan di mata saya. Sebaliknya, pengalah berupaya ingkar dan ogah mengakui kekalahan. Itu lebih memuakkan. Nah jika Anda pemenang, perlu pahamkan bahwa menghormati pengalah, sejatinya bagian kemenangan itu. Sama, sebagai pengalah mengakui kalah adalah kemenangan itu juga, meski sebatas di dalam dada. Tanpa bicara siapa pemenang-pengalah, saya lebih sibuk mengamati respons pendukung pada kemenangan dan kekalahan ini. Saya menutup kuping pada pilihan kata-kata buruk kedua capres dan pendukungnya.

Saya saring betul mana diksi yang penting yang diperlukan dalam berpesta demokrasi yang cuma sesaat. Sebagai pemilih, saya coba sadarkan diri bahwa bahagia tidak bahagia itu di tangan saya lah penentunya, kala kalah atau menang. Caranya saya pelajari lagi beberapa capres kalah dalam pemilu di AS yang tetap berkata-kata baik setelah kesungkurannya. Pidato-pidato mereka ini sangat dihargai capres menang. Pendukung pemenangnya pun ikut santun menerimanya. Great attitude! Mereka ini sangat mapan ngerti bahwa yang menang sejatinya butuh yang kalah. Dengan catatan, yang kalah memang pantas dibutuhkan.

Pengalah yang bagaimana yang layak dihormati? Coba simak pidato kekalahan para capres yang sangat menguntungkan bagi demokrasi AS itu:

a. Hillary Clinton, 2016
“Kita harus menerima hasil ini, lalu kemudian menatap masa depan. Donald Trump akan menjadi presiden kita. Kita berutang padanya sebuah pikiran terbuka dan kesempatan untuk memimpin. Konstitusi demokrasi kita mengabadikan proses perpindahan kekuasaan yang damai.”

b. John McCain, 2008
“Ini adalah waktu yang sulit bagi negara kita, dan saya berjanji kepadanya malam ini untuk sekuat tenaga membantunya dalam memimpin kita melalui berbagai tantangan yang akan kita hadapi.”

c. Al Gore Jr, 2000
“Ini adalah Amerika, dan kita harus mengutamakan negara di atas kepentingan partai. Kita akan bersama-sama mendukung presiden baru kita.”

d. George HW Bush, 1992
“Ada pekerjaan penting yang harus dilakukan, dan Amerika harus selalu diutamakan. Jadi kita akan mendukung presiden baru dan berharap untuk kebaikannya.”

Keren ya? Andai si kalah di negeri ini bicara senada seperti tiga pengalah di AS itu, akan saya hormati dia, sangat. Tak peduli pendukung mereka semacam apa, bertampang apa, bertindak apa, bagi saya pidato kandidat yang kalah itu penting! Sikap ini so big deal bagi saya yang ingin merapat dalam barisan pemilih pemenang keren, kece dan seksi.

Ingat, berdemokrasi itu mau tidak mau harus pulen biar tulen. Saya pun sedang menunggu bagaimana si pemenang dan pengalah -terutama para pemilihnya- setelah pemilu ini memilih kata-katanya. Semoga tim suksesnya piawai menyusun yang maknyus. Pesan ya: dengarkan sendiri, jangan berisik karena itu nggak asyik!

#menulisbahagia #indonesiamemilih #pilpres

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *