SURABAYA, beritalima.com | Seperti diketahui, pasca penetapan Paslon dalam Pilkada Surabaya, pengundian nomor urut telah memutuskan bahwa Eri-Armudji nomor satu dan Machfud-Mujiaman nomor dua. Menanggapi hal tersebut, Lia Istifhama mengucapkan selamat.
“Selamat, tahapan mereka telah sampai nomor urut. Secara otomatis, tinggal masa kampanye head to head. Nomor bukan penentu utama, tapi bisa jadi sangat signifikan jika disikapi dengan cerdik”, ujar peraih gelar Doktor Ekonomi Syariah Uinsa tersebut.
Ning Lia, sapaan akrabnya, juga menambahkan prediksinya.
“Kalau sudah head to head, maka yang sangat potensial menjadi pemenang adalah yang memiliki jiwa petarung. Petarung bukan berarti menilai ini sebuah peperangan. Melainkan petarung disini adalah identitas sebuah keberanian. Wani, kendhel. Sesuai karakter asli wong Suroboyo. Kudu cepat ambil strategi yang out of the box sebelum kedhisikan calon lainnya. Kalau banyak pertimbangan, banyak pintu yang ditanyai pendapat, ya abot (berat). Kudu gercep (gerak cepat). Sesuai semangatnya relawan saya, loss gak rewel”, tambahnya.
Dengan begitu, ia memberikan sinyal bahwa relawan faktor penting yang tidak bisa diabaikan.
“Peran relawan bukan diukur dari jumlahnya berapa. Tapi semangatnya sebesar apa. Meski cuma tukang sapu, tapi kalau dia bisa menyapu bersih keluarga dan tetangganya untuk memilih yang sama dengan dirinya, berarti kan hebat. Intinya jangan terjebak banyak relawan tapi semangatnya gampang kendho”, tegasnya.
Tak lupa, aktivis yang juga seorang dosen swasta tersebut, memberikan sebuah pesan tentang pemimpin.
“Pemimpin besar itu identik dengan sesuatu yang sederhana. Bisa ditulis dalam beberapa kalimat. Bahwa pemimpin besar lahir dari gang lebar. Dan bisa jadi, pemimpin besar adalah sing wani mudhun nang gang lebar. Di Surabaya banyak gang lebar, salah satunya Wonocolo”, tandasnya. (red)