Pimpin RDP PJP, Hetifah: Penting Peta PJP 2020-2035 Untuk Kebutuhan Industri

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Hj Hetifah Sjaifudian menyampaikan pentingnya Peta Jalan Pendidikan (PJP) 2020-2035 terkait sektor penelitian teknologi, kebutuhan industri strategis, serta link and match pendidikan dengan dunia kerja.

Hal tersebut disampaikan Hetifah, politisi senior Partai Golkar ini ketika memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) PJP yang digelar secara virtual dari Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, akhir pekan ini.

Ikut RDP Dirjen Vokasi, Dirjen Pendidikan Tinggi, Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek, Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kemenaker, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin, Kepala Badan Pengembangan SDM Industri dan Direktur Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian PPN/Bappenas.

Pada kesempatan itu diungkapkan tingginya tingkat pengangguran lulusan Perguruan Tinggi (PT) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Pendidikan Indonesia belum maksimal dalam menelurkan tenaga kerja yang dibutuhkan industri dinilai menjadi salah satu penyebabnya.

“PJP untuk menjawab kebutuhan Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 akan mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya teknologi. Karena itu, PJP perlu mengakomodir kebutuhan SDM yang mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dan bersaing di pasar global,” kata Hetifah.

Lebih jauh, wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Timur ini mengingatkan pentingnya buat sektor pendidikan menjembatani ketersediaan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

“Kebutuhan dunia usaha dan industri serta ketersediaan tenaga kerja berbeda setiap daerah. Di Bali, tinggi kebutuhan SDM pariwisata, di Jawa Barat yang menonjol adalah kebutuhan ahli teknologi rekayasa. Karenanya, link and match antara pendidikan dan industri juga harus ditingkatkan,” ungkap dia.

Prof Nizam Dirjen Dikti menambahkan, tantangan dalam menyiapkan kapasitas anak didik untuk masa depan. “Selain menjawab persebaran kebutuhan industri tiap daerah, tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana menyiapkan kompetensi yang pekerjaannya belum ada saat ini namun akan sangat bermanfaat untuk dunia akan datang. Misal kebutuhan soft skill seperti kemampuan bernalar dan kreativitas.” kata dia. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait