TRENGGALEK, beritalima.com
Usai upacara serah terima jabatan (sertijab) di Mapolda Jawa Timur beberapa waktu lalu, hari ini Jum’at (4/10/2019) digelar tradisi pisah sambut Kapolres Trenggalek lama kepada Kapolres yang baru. AKBP Didit Bambang Wibowo, Kapolres Trenggalek yang lama, telah menyerahkan estafet tongkat komando kepada AKBP Jean Calvijn Simanjuntak sebagai penggantinya.
Suasana haru sangat terasa dan mewarnai prosesi saat mantan Kapolres Trenggalek yang akrab disapa Didit BWS berpamitan kepada jajaran anggota maupun masyarakat Trenggalek. Tak sedikit diantara hadirin meneteskan airmata mengiringi kepergiannya meninggalkan ‘Kota Kripik’ untuk mengemban tugas lain sebagai Kapolres Sampang. Ribuan hadirin, antusias memadati jalan raya depan Mapolres untuk ikut ambil bagian mengabadikan moment-moment terakir bersama Kapolres yang terkenal dekat dengan masyarakat ini.
Bahkan, warga rela mengantre dan berpanas-panas di sepanjang jalan Brigjen Soetran demi bisa melihat, bersalaman dan berswafoto bersama ‘bekas’ pucuk pimpinan Polres Trenggalek yang hampir dua tahun menjabat ini.
Rangkaian seremonial pisah sambut Kapolres Trenggalek kali ini pun dimeriahkan oleh berbagai penampilan kesenian tradisional serta band pelajar binaan Satbinmas Polres Trenggalek.
Dua perwira menengah (pamen) yang sudah dan akan menjadi pengampu kepentingan di Bumi Menak Sopal tersebut tanpa risih melayani keinginan masyarakat untuk sekedar menyalami, berpelukan maupun berfoto bersama. Kini, tongkat komando kepemimpinan Polres Trenggalek telah dipegang oleh pamen yang sebelumnya sebagai Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya lulusan Akpol tahun 1999.
“Di Trenggalek, hampir dua tahun kami mengabdi. Banyak kenangan yang telah terukir bersama semua unsur dan elemen disini. Kami bangga bisa menjadi bagian dari Trenggalek,” ungkap AKBP Didit BWS kepada rekan wartawan.
Selain itu, berbagai hal terkait potensi-potensi yang ada di Trenggalek juga sudah dikoordinasikan dengan Kapolres penggantinya itu. Mulai potensi kerawanan kriminal, kebencanaan alam hingga berbagai progess solusi dari beberapa konflik ditengah masyarakat.
“Trenggalek itu unik, kultural sosial masyarakat nya berbeda dengan daerah lain. Jadi di sini itu memang harus banyak penyesuaian, bahkan geografisnya pun berbeda,” sambungnya.
Dengan berbagai keunikan itu maka harus diperlukan pula strategi khusus guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Karena bagaimanapun, Polri itu adalah pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Potensi menonjol di Trenggalek, ada pada bencana alam serta pemenuhan kebutuhan terkait fasilitas energi alternatif.
“Dan alhamdulillah, teman-teman di jajaran Polres Trenggalek telah memulai itu. Baik dalam membantu masyarakat ketika kekeringan maupun pengadaan solar cell bagi warga terpencil yang tidak mampu. Harapannya, nanti di bawah kepemimpinan bang Calvijn ini Trenggalek akan lebih baik lagi,” harapnya.
Sedangkan Kapolres Trenggalek yang baru, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengaku senang mendapatkan mandat tugas di Trenggalek. Karena memang punya keunikan, Trenggalek juga dikenal memiliki ragam budaya lokal yang majemuk.
“Saya terharu, Trenggalek luar biasa. Sambutan masyarakatnya hangat dan akrab,” ujarnya.
Untuk program kedepan, pihaknya akan berusaha selalu menjalin komunikasi dengan stake holder, jajaran samping maupun pihak terkait guna mencari solusi terbaik dalam meminimalisir terjadinya gangguan kamtibmas maupun konflik horizontal. Kapolres yang masih dua minggu menjabat ini menyebut, akan tetap mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dengan mengedepankan empat langkah penanganan, yaitu Preemtif, Preventif, Harkamtibmas hingga tindakan Represif.
“Represif merupakan tindakan terakhir jika memang kondisi sudah tidak terkendali, namun semua tetap harus terukur dan profesional. Akan tetapi sebelum itu, langkah-langkah antisipatif yang diutamakan,” pungkas putra Batak yang ramah itu sambil tersenyum. (her)