PKK Jawa Timur siap menjadi ujung tombak pembangunan di daerah. Pernyataan itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi seusai mengikuti pengarahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo di depan Ketua TP PKK dari 34 Provinsi se-Indonesia pada Rapat Konsultasi (Rakon) TP PKK di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (31/5).
Menurut wanita yang lekat dengan sapaan Bude Karwo itu, di lingkungan struktural Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak ada perangkat yang tugasnya sampai ke grass root, tetapi Kader PKK mampu berperan dalam masyarakat hingga grassroot. Sehingga upaya memotivasi/menggerakkan para kader PKK sebagai ujung tombak yang ada di masyarakat menjadi hal yang sangat penting.
Karena itu, dalam kegiatan Musrenbang Prov Jatim, PKK sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Pemprov Jatim juga sudah mengakomodasi beberapa ide TP PKK Jatim dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub). Misalnya mengenai PAUD Holistik, awal yang mengajak duduk bareng para kepala SKPD adalah PKK.
Di PAUD Holistik integratif, kebutuhan esensial anak yang menyeluruh, dan integratif artinya melibatkan SKPD. Sebetulnya kalau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sesuai dengan UU sistem pendidikan nasional orientasinya khusus pada stimulasi pendidikan saja. Sementara dengan adanya Perpres No 60/2013 tentang PAUD (Pengembangan Anak Usia Dini) sehingga tidak hanya diberikan stimulai pendidikan saja tapi lebih luas, baik untuk gizinya, kesehatan, perlindungannya juga diperhatikan, selain itu parenting education untuk orang tuanya juga diperhatikan. Sehingga diharapkan dapat melahirkan anak-anak generasi emas yang berkualitas.
Soal penggunaan produk dalam negeri, pihaknya juga sudah minta kepada Gubernur Jatim untuk menggalakkan pemakaian produk dalam negeri, khususnsya produk Jawa Timur. “Saya sudah minta kepada Gubernur Jatim Pakde Karwo untuk menggalakan pemakaian busana batik. Hal itu terbukti di Kantor Pemerintah Provinsi Jatim selama tiga hari kerja mengenakan batik. Kalau bisa ciri khas Jawa Timur, karena motif batik macam-macam. Dengan demikian potensi wilayah lokal Jatim yang harus dikembangkan. Selain itu makanan khas juga dikembangkan di Jatim. Jika ada kegiatan di kantor ada acara makan siang, kulinernya makanan khas Jawa Timur,” jelas Bude Karwo.
Berkaitan dengan Narkoba, Pokja I Jatim sudah melakukan penyuluhan. Hanya ke depan lebih diintensifkan lagi, apalagi pengguna narkoba di Jatim relatif cukup besar. Untuk itu, penyuluhan dan pembinaan akan semakin ditingkatkan. Yang terpenting pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Sehingga diharapkan bisa mengerem sendiri bagaimana perkembangan teknologi yang tanpa batas (borderless), di media sosial, dan lain-lain bisa difilter dengan penguatan iman.
“Kita tidak bisa membendung arus perkembangan teknologi. Satu-satunya usaha pencegahan dari sisi Imtaq yang diajarkan dari rumah. Dan untuk narkoba bekerja sama dengan BNN Jatim,” tambahnya.
Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, Bude Karwo berpesan kepada seluruh kader PKK kab/kota hingga ke dasa wisma supaya tidak menyerah dan tetap semangat. Karena akhir-akhir ini dirasakan agak sulit mencari kader PKK, karena kesibukan kerja/ berkarier, sehingga kader PKK agak berkurang. Dengan adanya kemunduran degradasi moralitas, terjadi pelecehan seksual dimana-mana, ini salah satu kemunduran. Seharusnya kita semua, ibu rumah tangga sekaligus kader PKK bisa memberikan penyuluhan lebih intens lagi,” pesannya.
Sementara itu, Mendagri RI Tjahjo Kumolo dalam arahannya mengatakan, kunci sukses seorang kepala daerah tergantung PKK yang menggerakkan dan mengorganisir ibu-ibu dalam upaya menyejahterakan rakyat dan mempercepat proses pembangunan.
Ancaman bangsa ada empat, pertama masalah kesenjangan sosial, kedua masalah korupsi. Peran ibu mengingatkan suami dan masayrakat terhadap bahaya korupsi. Ketiga, maslah bahaya narkoba dan miras yang bisa memicu masalah termasuk kekerasan seksual, dan keempat masalah agama dan terorisme. Jangan sampai generasi muda terjebak dalam pola pikir yang sempit/ radikalisme.
“Kuncinya ada pada ibu-ibu PKK sebagai orang tua/ keluarga yang 24 jam mengawasi. Peran ibu-ibu harus mampu menyerap informasi dari masyarakat sehingga bisa ditindaklanjuti dalam kebiajakan dan pelaksanaan program kerja,” ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo di depan Ketua Tim Penggerak PKK dari 34 Provinsi se-Indonesia pada Rapat Konsultasi (Rakon) TP PKK di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (31/5).
Menurutnya, TP PKK harus lebih fokus pada sasaran/ tugas pokok PKK yaitu memberdayakan masyarakat dan keluarga sejahtera. Ini harus menjadi prioritas seorang isteri kepala derah untuk mendukung pembangunan. Ibu-ibu harus memahami kondisi daerah masing-masing,” harapnya.
Forum ini sangat penting agar PKK satu garis komando. Yang pertama, bagaimana peran PKK untuk bisa mendeteksi agar gizi anak-anak dan keluarga bisa terjamin dengan baik. Dan Angka Kematian Ibu hamil (AKI), bahaya narkoba dan miras, dan bahaya ajaran yang membahayakan yang sifatnya radikalisme termasuk kesenjangan sosial.
Dari Jatim, yang mengikuti Rakon Bude Karwo bersama Pengurus TP PKK Provinsi Jatim, yaitu Ny Kardani (sekretaris), Ny Ninik Hadi Prasetyo (Ketua Pokja I), Ny Fatah Yasin (Ketua Pokja II), Ny Garjati Heru (Ketua Pokja III) dan Ny Ulfa Harsono (Ketua Pokja IV), Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Prov Jatim Lies Idawati, dan beberapa pengurus TP PKK Prov Jatim lainnya.
Rakon yang bertema “Kita Sukseskan Prioritas Program Kerja PKK Dengan Paradigma Baru Untuk Mewujudkan Keluarga Indonesia Yang Sejahtera” ini rutin diselenggarakan setiap tahun ini sebagai upaya untuk koordinasi langsung antara PKK Pusat dan daerah agar`terus menggelorakan PKK. Selain itu juga untuk mengevaluasi program yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan diharapkan ada progres yang lebih bagus lagi. (**).