SURABAYA, Beritalima.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim Ir H Lilik Hendarwati mendapatkan amanah untuk membuka Lomba Kitab Kuning. Bertempat di kantor DPD PKS kota Surabaya jalan Tales V, Perempuan cantik berhijab ini menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya bisa hadir di tengah-tengah para peserta Lomba Kitab Kuning.
Bendahara DPW PKS Jatim ini mengatakan bahwa kegiatan Lomba Kitab Kuning ini diselenggarakan untuk yang ke 5 kalinya. Lomba ini menjadi agenda tahunan PKS, mulai dari pusat hingga daerah. Kali ini lomba tersebut diikuti oleh sekitar 417 peserta dari wilayah Surabaya-Sidoarjo.
Dalam kesempatan tersebut, anggota komisi C ini menjelaskan, Lomba Kitab Kuning ini sebagai upaya untuk memberikan pemahaman Alquran dan Sunnah untuk kita semuanya, termasuk para santri. Karena Lomba ini menyasar pada pondok pesantren yang ada di Indonesia.
“Mudah-mudahan setelah ini, para peserta juga bisa memberikan atau menyampaikan kepada masyarakat kita sebagai sebuah bentuk dakwah yang tersebar ke seluruh masyarakat Indonesia. Utamanya yang kami lakukan dari fraksi PKS keumatan ini, selain juga ada faktor yang lain, di antaranya terkait dengan pengukuhan nasionalisme dan juga faktor ini adalah perjuangan kita untuk melestarikan dan mengembangkan kebiasaan baik yang ada di pesantren,” terang alumnus ITS ini.
“Yang kedua adalah upaya kita semuanya untuk terus memperjuangkan keumatan, sebagaimana yang kemarin dibahas di DPRD Jawa Timur, terkait Perda Pengembangan Pondok Pesantren. Perda ini bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi pesantren-pesantren yang membutuhkan untuk berkembang. Sebagai sebuah tugas dari Pesantren itu sendiri adalah menjadi tempat pendidikan, menjadi tempat pengembangan dakwah dan juga menjadi tempat berwirausaha dengan adanya payung hukum berupa Perda tersebut,” sambung Lilik.
Lilik berharap bahwa Perda pengembangan Pesantren ini mudah-mudahan juga bisa menjadi payung hukum yang baik untuk pesantren-pesantren dalam mendapatkan fasilitas dari pemerintah daerah untuk mengembangkan pesantrennya dengan lebih baik.
Lilik mengungkapkan, sebagaimana yang panjenengan ketahui bahwa IPM para santri dianggap rendah, salah satunya karena tidak adanya pengakuan menjadi ijazah yang formal, ini adalah upaya kita semuanya untuk membuat ijazah yang dikeluarkan oleh Pesantren itu diakui sebagai ijazah yang formal, sehingga para santri yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bisa diterima.
“IPM masyarakat, terutama di ruang lingkup pondok pesantren sangat rendah, karena belum mendapatkan pengakuan secara hukum, sehingga pendidikan yang sudah diperoleh ketika mondok, belum diakui secara hukum. Untuk itu, di Perda Pengembangan Pondok Pesantren, kita usulkan bahwa para santri yang belajar di pondok pesantren, nantinya juga diakui, sehingga ketika ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ijasah mereka bisa diterima di sekolah atau universitas,” lanjutnya.
Lebih jauh Lilik juga menyampaikan bahwa fasilitas kesehatan di pondok pesantren, juga perlu ditingkatkan. Disamping itu,
pemerintah juga memberikan fasilitas untuk pemberdayaan di lingkungan pondok pesantren berupa wirausaha.
“Harapannya setiap Pesantren memiliki keahlian di bidang ekonomi dan pemberdayaan, termasuk di bidang-bidang yang lain. Upaya-upaya dari pemerintah untuk memberikan pelatihan terkait dengan tanggap bencana, ini juga merupakan upaya agar santri dan juga ruang lingkupnya siap siaga ketika ada kondisi-kondisi tertentu yang memang muncul di daerah-daerah tertentu yang memang itu rawan bencana. Di tingkat pusat, wilayah provinsi maupun tingkat daerah,” tandasnya.
Diakhir sambutannya, Lilik menambahkan bahwa baik kegiatan Lomba Kitab Kuning, maupun adanya Perda Pengembangan Pondok Pesantren ini nantinya masyarakat bisa
memberikan respon yang positif dan memberikan dampak yang positif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Kami senantiasa membutuhkan banyak support, membutuhkan banyak masukan dalam melaksanakan tugas kami sebagai anggota DPRD provinsi Jatim. Jika ada hal-hal yang mungkin perlu untuk mendapatkan perhatian, bisa segera disampaikan. Mudah-mudahan dengan lomba baca kitab kuning ini memberikan suasana baru bagi Pesantren maupun bagi kami semuanya, yang tentunya sangat mengharapkan ilmu-ilmu yang baik ini bisa tertularkan kepada masyarakat sekitarnya dan tempat-tempat yang lain,” pungkasnya.(Yul)