JAKARTA, beritalima.com | Pemahaman investasi dan semangat menjadi pengusaha harus ditingkatkan di kalangan generasi muda Indonesia untuk mempersiapkan diri menyambut bonus demografi yang diprediksi terjadi pada 2030-2040.
Bonus demografi akan berdampak positif bagi Indonesia jika jumlah lapangan kerja bisa mencukupi permintaan yang ada. Indonesia tidak hanya bisa mengandalkan lapangan kerja yang ada atau menunggu investasi asing masuk, tetapi juga harus melahirkan pengusaha-pengusaha baru agar lapangan kerja terus bertambah.
Selain itu, literasi keuangan (financial literacy) di kalangan usia muda harus ditingkatkan. Hal ini mengingat literasi keuangan—yang mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan—merupakan elemen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, keuangan, dan pembangunan nasional.
Oleh karena itu, PT Navigator Informasi Sibermedia, anak usaha Bisnis Indonesia Grup, membuat platform Bisnis Muda untuk mendukung penguatan kemampuan generasi muda dalam mengelola keuangan dan semangat entrepreneurship di kalangan anak muda.
Direktur Utama Navigator Informasi Sibermedia Lulu Terianto mengatakan Bisnis Muda akan menjadi platform komunitas dan blogging untuk berbagi cerita atau mencari inspirasi terkait wirausaha dan keuangan.
“Harapannya, mereka yang berkumpul di Bisnis Muda bisa menjadi pengusaha-pengusaha baru,” ujarnya.
Selain itu, pengelolaan keuangan merupakan modal penting dalam menyambut bonus demografi di Indonesia. Ketika masyarakat dan generasi muda memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik, ekonomi akan tumbuh lebih berkualitas dan memiliki ketahanan yang tinggi.
Lulu menuturkan, keberadaan Bisnis Muda diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, terutama untuk penduduk muda produktif. “Dengan berbagi pengalaman pengelolaan keuangan, penduduk muda produktif Indonesia diharapkan memahami instrumen investasi, asuransi, dana pensiun, dan sebagainya sebagai bekal keuangan di masa depan,” tuturnya.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia mengalami kenaikan. Secara umum, indeks literasi keuangan pada 2019 naik menjadi 38,03% dibandingkan dengan 29,7% pada 2016.
Indeks inklusi keuangan pada 2019 juga naik menjadi 76,19% dibandingkan dengan 67,18% pada 2016. Inklusi keuangan didefinisikan sebagai akses masyarakat terhadap berbagai layanan keuangan formal.
Dalam survei OJK pada 2019, akses layanan keuangan formal meliputi, perbankan, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, asuransi, pasar modal, dan pegadaian lewat jalur konvensional maupun teknologi finansial (Tekfin).
Bisnis Muda tidak hanya sekadar menyediakan platform blogging sebagai wadah berbagi cerita terkait pengalaman bisnis dan pengelolaan keuangan saja, tetapi juga memberikan reward kepada para anggotanya yang aktif menulis.
Direktur Navigator Informasi Sibermedia Asep Mh. Mulyana mengatakan ada pemberian poin untuk setiap tulisan yang menginspirasi anggota lainnya maupun pihak yang masih belum menjadi anggota Bisnis Muda. Indikatornya akan dilihat dari jumlah likes, share, dan tayangan halaman.
“Nantinya, para anggota akan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan berbagai hal yang produktif maupun konsumtif,” ujarnya.
Tak hanya poin, nantinya akan ada acara spesial dari Bisnis Muda baik secara online maupun offline yang bisa diikuti para anggota. “Ada pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan soft skills maupun mengembangkan bisnis dan investasi yang bisa diikuti para anggota Bisnis Muda,” ujarnya.
Dengan pengalaman menarik ini, para anggota Bisnis Muda diharapkan makin berkembang dari sisi pengetahuan finansial, wirausaha, penulisan, dan soft skills lainnya yang dibutuhkan di era digital saat ini.
(rr)