Beritalima.com《 Banda Aceh- Perubahan kepemimpinan menjadi tantangan yang harus dihadapi, hal tersebut dikatakan oleh PLH BKKBN Perwalian Aceh, Husni Thamrin, dalam Acara Konferensi Pers Program Banggakencana dalam percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Aceh yang diselenggarakan pada Senin, 05 Mei 2023.
Menurutnya, Salah satu pilar utama dalam program ini adalah komitmen pimpinan di setiap wilayah, yang sangat penting untuk mengarahkan implementasi program hingga ke lapangan. Saat ini, terlihat adanya optimisme di seluruh Kabupaten dan Kota di Aceh dalam menjalankan program penurunan stunting.
Hal utama yang harus dilakukan oleh daerah lain adalah bersatu berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 yang telah dibentuk untuk semua wilayah kerja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengikuti petunjuk dari tim percepatan yang sudah ditetapkan.
Namun, terdapat kendala dalam hal anggaran dari desa dan kabupaten, yang menyebabkan program ini terhambat.
Meskipun hanya terdapat anggaran dari APBN, BKKBN tetap menjalankan tugas di lapangan sebaik mungkin, meskipun tidak mencukupi, Katanya.
Untungnya, pada tahun 2022, setelah program ini disosialisasikan, hampir semua Kabupaten dan Kota, bahkan desa-desa, mengalokasikan anggaran dari dana desa untuk mendukung penurunan stunting melalui Program Makanan Tambahan (PMT) di Desa.
BKKBN juga berusaha agar pada tahun 2024 semua Desa di Aceh memiliki Kampung KB. Program ini sedang dikerjakan dan diharapkan dapat berjalan dengan baik berkat dukungan semua pihak.
“Program Banggakencana dalam percepatan Penurunan Stunting merupakan upaya untuk pembangunan keluarga, penggalian penduduk, dan keluarga berencana. Anggaran menjadi hal penting dalam program ini,” tambah Thamrin.
Thamrin menekankan bahwa hubungan antara BKKBN dan media sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam program ini. Media adalah mitra dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Selain itu, data Angka Stunting 2021 dan 2022 menunjukkan bahwa Aceh Jaya merupakan kabupaten dengan penurunan stunting tertinggi, yakni sebesar 13,8, sementara Simeulue mengalami kenaikan angka stunting tertinggi sebesar 11,3.
“Terdapat juga 10 Kabupaten/Kota di Aceh yang menunjukkan kenaikan angka stunting, yakni Subulussalam, Aceh Tenggara, Aceh Barat Daya, Singkil, Pidie Jaya, Aceh Barat, Lhokseumawe, Aceh Selatan, Simeulue, dan Kota Banda Aceh.” (A79)