MALANG, beritalima.com | Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono meminta dan mendorong masyarakat agar mulai mengkonsumsi kopi dan hasil kakao dari produk lokal sendiri. Hal itu diharapkan agar produk kopi dan kakao di Jatim semakin meningkatkan nilai jual produk yang menguntungkan bagi para petani.
“Mulai sekarang, mari kita konsumsi kopi dan kakao kita sendiri. Jadi untuk masyarakat pecinta kopi, mulai dari anak muda sampai orang tua, berhentilah minum kopi dari luar karena masyarakat kita sudah memiliki kopi dengan potensi mutu yang lebih baik,” ujar Heru Tjahjono saat membuka Gebyar Kopi dan Kakao Jawa Timur Tahun 2021 dengan tema “Kopi dan Kakao Jawa Timur untuk Lokal, Nasional dan Global” di Waroeng Tani Pan Java Mulyoagung, Kec. DAU Kab. Malang, Jumat (10/12).
Menurut Heru, gerakan minum kopi dan produk kakao lokal perlu dilakukan, mengingat tingkat konsumsi produk lokal masih sangat rendah di masyarakat. Di mana, kopi dan kakao brand luar Indonesia lebih diminati meskipun memiliki harga lebih tinggi.
“Menurut informasi dari Dinas Perkebunan Jatim sebagai penyelenggara acara, baru 20 % dari masyarakat yang mengonsumsi kopi maupun kakao lokal. Padahal, mereka yang minum dari brand luar mencapai 40 %. Ini kan ironis, makanya harus kita mulai dari diri kita sendiri untuk mendorong pengkonsumsian produk lokal kita,” terangnya.
Heru menambahkan, konsumsi produk lokal ini juga merupakan bagian dari Jatim Agro yang berefek pada perekonomian UMKM. Jika konsumsi kopi dan kakao bisa ditingkatkan, petani lokal secara tidak langsung akan terbantu.
“Insya Allah, dengan ini kita bisa menguasai pangsa pasar kopi dan kakao. Setidaknya kita bisa bersaing di tingkat internasional. Mudah-mudahan, kita bisa membangkitkan industri kopi dan kakao kita dalam waktu dekat,” terangnya.
Untuk itu, Heru mengingatkan kepada seluruh dinas terkait untuk menaikkan mutu kopi serta strategi marketing di pasaran. Sebab, memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat akan selalu memandang brand dan kemasan.
“Saya minta tolong untuk sinergi dan kolaborasinya dengan pihak-pihak terkait untuk memaksimalkan pelatihan. Mungkin bisa diajarkan cara menjual memakai sachet ataupun variasi rasa. Kan ada target marketnya sendiri-sendiri,” tuturnya.
Heru mengatakan, bahwa mengkonsumsi produk lokal merupakan bagian dari wujud cinta negara. _Brand awareness_ terhadap produk lokal juga harus ditingkatkan.
“Kalau cinta Indonesia, kalau cinta Jawa Timur, berhenti minum kopi atau kakao dari luar. Kalau perlu, setiap kali ke mall, jangan minum kopi di sana. Bawa sendiri dengan Tumblr yang ada logo lokalnya. Apalagi orang-orang pemerintahan, kita harus memberi contoh,” pesannya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, minum kopi ataupun produk kakao lokal terbukti jauh lebih sehat daripada produk luar. Ini seharusnya menjadi faktor yang dapat meyakinkan masyarakat.
“Produk lokal kita, terutama kopi, jauh lebih sehat dibandingkan kopi luaran yang biasa kita beli. Antioksidannya lebih tinggi dan baik untuk jantung. Jadi ini merupakan alasan yang bagus untuk mengonsumsi produk lokal,” jelasnya.
Selain itu, Wakil Bupati Kab. Malang Didik Gatot Subroto mengatakan, bahwa sebenarnya potensi dan capaian kopi serta kakao Jatim sudah baik. Hanya saja, konsumsi masyarakat masih lebih condong ke non lokal.
“Sebagai info, lahan kopi robusta di Kab. Malang tahun 2021 mencapai 19.605 hektar dengan produksi capaian 14.129 ton. Untuk kopi arabika, ada 1.880 hektar lahan dengan produksi capaian 790 ton. Sedangkan kakao mencapai 4.066 hektar lahan dengan produksi capaian 3.674 ton,” lapornya.
“Jadi sebenarnya kita bisa unggul dan meningkatkan nilai kopi maupun kakao kita. Hanya saja, konsumsi produk lokal di masyarakat memang harus dimaksimalkan,” tutupnya.(*)