ATAMBUA – PT. PLN (Persero) meresmikan gardu induk (GI) 1×20 MVA di Kefamenanu , Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan GI 1×20 MVA Atambua, Kabupaten Belu dan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 kV yang menghubungkan GI Atambua di Kabupaten Belu dengan GI Kefamenanu berjarak 75 kilometer.
Peresmian dilakukan oleh Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri di Atambua, Kabupaten Belu, Selasa (25/4).
Demikian Siaran Pers disampaikan Humas PT. PLN (Persero) Wilayah NTT, Paul Bolla yang diterima wartawan Berita Lima di Kupang, Selasa (25/4/2017) siang.
Diresmikannya Transmisi 70 KV Sistem Kelistrikan Timor ini, memastikan seluruh sistem kelistrikan di wilayah barat Pulau Timor, mulai Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), TTU, dan Kabupaten Belu, telah terhubung (interkoneksi) menjadi satu sistem dengan nama Sistem Timor.
“ Pengoperasian Sistem Kelistrikan Timor ini adalah bukti PT PLN (Persero) terus melakukan peningkatan infrastuktur kelistrikan sebagai lokomotif penggerak pembangunan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berdiam di wilayah barat Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur,” kata Direktur Bisnis PLN
Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri.
Acara peresmian dilakukan komplek GI Atambua, dihadiri Direktur Bisnis Regional PLN Sulawesi dan Nusa Tenggara PLN Machnizon Masri, Gubernur NTT, diwakili Asisten III Setda NTT, Benediktus Polo Maing, GM PLN NTT, Richard Safkaur dan GM PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, Djarot Hutabri, serta para pejabat kabupaten dan tokoh
masyarakat/adat.
Machnizon Masri menjelaskan, Sistem Kelistrikan Timor adalah system kelistrikan yang terdiri dari Transmisi SUTT 70 kV dan GI untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkitan listrik yang berada di Desa Bolok (Kabupaten Kupang) sampai dengan Atapupu (Kabupaten Belu).
Hadirnya Sistem Timor, lanjut Machnizon, memberi multi-efek manfaat. Di antaranya, meningkatkan kemampuan penyediaan listrik ke seluruh desa di daratan Timor dalam program 100% desa berlistrik dan upaya meningkatkan Rasio Elektrifikasi, meningkatkan kemudahan mendapatkan listrik (Ease Getting Electricity), meningkatnya iklim peluang
berinvestasi dengan didukung ketersediaan listrik yang memadai.
Peresmian Sistem Timor ini juga mendukung dan merealisasikan program Presiden Joko Widodo, yakni, membangun dari pinggir, terutama membangun wilayah terdepan Indonesia di kabupaten Kupang, TTU dan Belu, yang berbatasan dengan negara Timor Leste.
“Alhamdulillah dengan komitmen dan kerja keras, PLN berhasil mengoperasikan GI dan SUTT untuk Daratan Timor (Kota Kupang, Kupang, TTS, TTU, Belu). Meski Sempat mengalami kendala pembebasan tanah, cuaca dan geografis yang ekstrem namun dengan kerja keras PLN, dukungan Pemerintah setempat, stakeholder serta kerelaan warga, maka seluruh kendala akhirnya bisa diatasi dengan baik. Kami harapkan dengan pengoperasian GI dan SUTT warga akhirnya bisa merasakan sistem kelistrikan yang lebih handal,” ujar Machnizon Masri.
“ Kami mengharapkan dengan pengoperasian GI dan SUTT warga akhirnya bisa merasakan sistem kelistrikan yang lebih handal dan terjaga. Kedepan, di tahun ini kita akan melistriki sekitar 700 desa, kami harap seluruh aspek baik dari pemerintahan maupun masyarakat dapat membantu kami dalam membangun kelistrikan di NTT,” kata Machnizon Masri menambahkan.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, yang diwakili Asisten III Setda NTT, Benediktus Polo Maing mengatakan, peristiwa hari ini tentu akan memberi dampak yang sangat besar bagi pembangunan di NTT. Misalnya, terjadi peningkatan pada aspek ekonomi, peluang investasi, aspek pendidikan terutama bagi anak-anak, juga aspek kesehatan dan sosial.
Benediktus juga menjelaskan upaya PLN ini perlu dukungan yang sangat besar. “Pembangunan melalui PLN ini merupakan pekerjaan yang sangat besar, kita harus mendukung dengan kerja nyata, membangkitkan rasam kebersamaan dan saling memiliki, menggapai 100% rasio elektrifikasi di daerah ini,” ujar Benediktus.
Dalam acara peresmian ini, PLN juga menyerahkan bantuan kepada Pusat Rehabilitasi Hidup Baru dan Paroki Santa Maria Bunda Penebus Umamen, masing-masing Rp 25 juta.
Secara terpisah GM PLN NTT, Richard Safkaur, menjelaskan, dengan beroperasinya Sistem Timor, berarti kebutuhan listrik seluruh masyarakat di wilayah barat Pulau Timor terhubung atau terinterkoneksi menjadi satu. Masyarakat menyambut baik pengoperasian interkoneksi transmisi 70 kV Sistem Timor.
Daya mampu listrik Sistem Timor saat ini sebesar 92,9 Mega Watt (MW), bersumber dari PLTU Bolok 14 MW, MVPP 60 MW, PLTS Oelpuah 5 MW, PLTD Tenau & Kuanino 6,4 MW, PLTD SoE (TTS) 0,52 MW, PLTD Kefa (TTU) 1,4 MW, PLTD Atambua (Belu) 5,5 MW. (L. Ng. Mbuhang)