MALAYSIA, beritalima.com | Tidak pernah terlintas dalam benak Umiyanah, warga Kecamatan Lawang Kabupaten Pemalang, Jawa Timur, jika niat mengais Ringgit akan berbuah petaka.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diduga unprosedural itu mengaku diterbangkan bersama tiga orang temannya dari Surabaya menuju Batam kemudian menyeberang menggunakan Kapal Feri ke Johor, Malaysia.
Saat bekerja di majikan pertama, dia bertugas merawat nenek-nenek dan harus membopongnya turun naik kursi roda lebih dari 20 kali sehari. Karena tidak kuat, akhirnya menghubungi Agency kemudian dijemput pulang.
Penderitaan Pahlawan Devisa itu belum berakhir, dalam keadaan sakit dipaksa kembali bekerja dan diancam dipukuli jika menolak.
Di majikan kedua, Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut harus mengurus orang lumpuh dan diperlakukan tidak manusiawi. Makanan basi yang masuk ke perut setiap hari menyebabkan penyakitnya semakin parah. Meski kemudian diobati anak majikannya yang jadi dokter, keadaan tidak berubah.
Akhirnya perempuan yang diberangkatkan suami istri, Toto dengan Holiday itu nekad melarikan diri ke Kantor Polisi setempat dan disarankan mendatangi KBRI. Sebelum ditolong dan ditampung Abdullah Rahmat, selama enam hari PMI malang itu harus tidur di depan Kantor Perwakilan Negara Indonesia di pinggir jalan, teriknya matahari serta dinginnya malam dan sesekali hujan harus dirasakan tubuh ringkihnya yang tengah sakit. Makanpun dari belas kasihan orang-orang yang lalu lalang di depan Kantor simbol kebesaran NKRI di Negeri Jiran. (Pathuroni Alprian)