ACEH, Beritalima.com-Berdasarkan data Aceh Institute dan monitoring media tingkat kasus pelanggaan Pilkada di Aceh menurun dibandingkan pilkada sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat PolitikĀ Aryos Nivada kepada beritalima.com di kantor Jatingan Survev Inisiatif (JSI) pada Senin (14/11/2016)
Aryos mengungkapkan bahwa grafik pelanggaran dan tindak kekerasan Pilkada berdasarkan data Aceh Institute dan monitoring media pada pilkada tahun 2011-2012 tercatat 40 kasus tindak kekerasan sedangkan pilkada tahun ini terhitung dalam 3 bulan yaitu Juni, Juli dan Agustus hanya tercatat hanya 12 kasus tundak kekerasan dalam Pilkada di Aceh.
“hal tersebut patut kita apresiasi yang bahwa pilkada tahun ini cendrung terjadi eskalasi gangguan kemanan tidak terlalu kuat ketimbang pilkada lalu yang sudah ke level saling bunuh” papar Aryos yang juga menjabat sebagai manager riset dan survey di Jaringan Survey Inisiatif (JSI)
Aryos menjelaskan bahwa pada pilkada sebelumnya pelaku mananfaatkan isu etnis “seperti kasus pembuhuhan etnis suku jawa di Aceh”, dan sekarang jika dimainkan pola agama tidak bisa dimainkan karena di Aceh hanya minoritas yang beragama kristen atau katolik sehingga tidak terpengaruh besar terhadap isu tersebut khususnyandi Aceh.
“Maksud dari Pola isu agama yang ingin dimainkan oleh pelaku seperti peletakan boom di gereja yang terjadi di Kabupaten Bireuen beberapa waktu yang lalu, dan hal tersebut tidak berpengaruh besar terhadap gejolak pilkada di Aceh itu sendiri”
Ariyos berharap keadaan seperti ini bisa dipertahankan agar terciptanya Pilkada yang damai di Aceh seperti harapan kita semua. (Ndar)