KUPANG, beritalima.com – Populasi ternak di Nusa Tenggara Timur dalam tiga tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan, ternak baik sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Hal tersbut dikatakan Gubernur Frans Lebu Raya dalam Dialog Pemerintah Provinsi NTT dengan Pimpiman Lembaga Keagamaan di Kupang, Kamis (16/3/2017).
Dijelaskan Gubernur Lebu Raya, pada tahun 2014 ternak sapi di Nusa Tenggara Timur sebanyak 865.731 ekor, kemudian tahun 2015 menjadi 902.339 ekor dan pada tahun 2016, sebanyak 930.997 ekor. Begitu pula ternak kerbau di tahun 2015 berjumlah 133.457, tahun 2015, 141.075 ekor, dan tahun 2016 meningkat menjadi 145.303 ekor.
Sedangkan untuk populasi ternak kuda pada tahun 2014 sebanyak 112.946 ekor, kemudian tahun 2015 dan 2016 sebanyak 114.879 ekor.
Gubernur mengatakan ternak kambing pada tahun 2014, sebanyak 609.367 ekor, tahun 2015, 624.431 ekor, dan tahun 2016 berjumlah 643.971 ekor. Demikian juga ternak domba dan babi. Dimana pada tahun 2014 ternak domba, 64.685 ekor, tahun 2015, 66.2015 ekor. Sedangkan ternak babi pada tahun 2014 sebanyak 1.755.058, tahun 2015, 1.812.449 ekor, dan tahun 2016 meningkat menjadi 1.871.717 ekor.
“ Provinsi ternak sekarang terus menerus kita benahi diri dan populasi ternak sapi terutama saat ini hampir satu juta ekor. Memang persoalan kita di bibit , karena kebanyakan ini briding sehingga kualitas dari bibit sehingga terus menurun. Karena itu sekarang ada program betina wajib bunting, baik secara alamiah maupun ensiminasi buatan (EB) terus menerus kita dorong,” kata Gubernur Lebu Raya.
Dia mengatakan pada tahun 2017, pemerintah provinsi NTT mengalokasikan pengiriman sapi ke luar sebanyak 65 ribu ekor.
“ Memang banyak kalangan tidak sepakat dengan angka ini, karena banyak kebutuhan di tingkat masyarakat. Tetapi kami tetap menjaga populasi, sebab kalau kita terus gejor – gejoran kirim ke luar, itu berdampak pada populasi,” kata Lebu Raya menambahkan.
Gubernur Lebu Raya mengakui bahwa populasi kerbau tidak terlalu mengalami peningkatan, namun demikian diharapkan kerbau tersbut tidak punah.
Dalam dialog tersebut hadir para tokoh agama, FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) dan Forkopimda NTT serta undangan lainnya. (Ang)