ASAHAN, beritalima.com | Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Asahan (BEM UNA), Dedek Arif Wibowo menanggapi kritikan BEM Universitas Indonesia (UI) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait The King of Lip Service.
Sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi, kata Dedek, kritikan yang disampaikan BEM UI itu sah-sah saja.
Namun dia mengatakan, berbagai pertimbangan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum menyampaikan kritik. Pasalnya, akibat postingan tersebut, Presiden Jokowi secara personal malah menerima hujatan.
“Perlu juga kita pertimbangkan apa akibat dari postingan yang langsung diarahkan kepada Kepala Negara. Bisa dilihat, hari ini bukannya diskursus terkait substansi kritik yang muncul, tapi yang berkembang justru hujatan personal kepada sosok Presiden, apalagi di sosial media,” kata Dedek dalam keterangannya, Jumat, 2 Juli 2021.
Jika membahas perihal baik dan buruknya Presiden Jokowi, kata dia, hal itu tidak bisa dilepaskan dari kinerja pembantunya di kementerian.
“Sekarang sama-sama kita ketahui, UI juga menyumbangkan lulusan-lulusan terbaiknya untuk membantu Jokowi di kabinet. Kenapa BEM UI tidak memulai kritiknya melalui isu-isu sektoral di kementerian yang dijabat oleh alumni UI,” katanya.
“Tentu lebih mengena dan ada beban moral sebagai penyandang gelar lulusan UI untuk berikan kinerja terbaiknya kepada negara,” ucapnya menambahkan.
Dia lantas mengingatkan bahwa saat ini hal yang terpenting adalah bagaimana menangani persoalan Covid-19, dan menyelamatkan nyawa masyarakat dari penyebaran virus corona.
“Tapi sudahlah. Ada hal yang lebih serius untuk kita fokuskan dan kawal yaitu menghadapi pandemi Covid-19 ini. Bayangkan kalo hari ini negara bisa mengatasi pandemi secara cermat dan tangkas, perekonomian akan segera pulih kembali,” tuturnya.
“Ya, kita meminta kepada Bapak Presiden untuk tetap berjalan dengan Rule of Law yang ada saja, fokus bekerja, fokus penanganan Covid-19, fokus pemulihan ekonomi, dan fokus mensejahterakan rakyat Indonesia,” ucap Dedek menambahkan.[]