JAYAPURA, Berita lima.com – Pemerintah Provinsi Papua merilis potensi budidaya rumput laut Papua mencapai total 18 ribu hektar yang tersebar di dua wilayah adat, yakni Saireri dan Mee Pagi.Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan untuk wilayah Saireri penyebarannya berada di Biak Numfor 6.000 hektar, Supiori 3.500 hektar dan Yapen 6.000 hektar.
“Sementara di Mee Pago hanya terdapat di Nabire dengan luas 2.500 hektar,” jelas Gubernur Lukas Enembe di Jayapura, belum lama ini.
Selain itu, lanjut Lukas, budidaya rumput laut Papua masih dikelola secara tradisional (usaha keluarga), sementara industriberskala besar belum ada. “Memang rumput laut menjadi primadona bagi para pembudidaya, padahal sebenarnya masih ada potensi lain yang belum dikembangkan seperti teripang, kerapu, kepiting dan beberapa jenis ikan lainnya,” kata dia.
Gubernur menyoroti potensi kelautan Papua dengan panjang pantai 1.170 mil dan luas perairan mencapai 45.510 km², serta memiliki keragaman terumbu karang dan berbagai jenis ikan karang maupun ikan air tawar yang paling menarik untuk wisata bahari.
Tak hanya itu, diperkirakan terdapat 2.500 spesies ikan di Papua dan angka itu nyatanya lebih banyak dari Amazon Brazil, yang hanya 2.000 spesies. “Diantaranya 1,122 ikan karang yang berada di sekitar 501 spesies terumbu karang Papua,” kata dia.
Belum berhenti disitu, Papua pun diperkirakan menyimpan potensi perikanan tangkap sebanyak 632.720 ton per tahun di perairan utara Papua (Samudra Pasifik) serta 77.500 ton per tahun di perariran Selatan Papua (Laut Arafura).
“Sementara potensi perikanan tangkap unggulan adalah ikan pelagis dan demersal. Yang mana produksi pelagis besar secara keseluruhan 62.200 ton per tahun, serta ikan demersal 230.400 ton per tahun”.
“Bahkan ada terdapat beberapa potensi perikanan laut antara lain kepiting, lobster, pari, udang serta beberapa potensi lainnya,” ucap dia.
Sayangnya, lanjut Gubernur, potensi ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena sebagian besar masih membudidayakan secara tradisional. Ia berharap kedepan masyarakat lebih tertarik untuk menjadi pembudidaya serta dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam membudidaya.
“Sebab potensi kita yang besar jika digarap secara maksimal oleh masyarakat maka dapat memberi pendapatan yang besar bagi mereka. Ini yang sedang kita terus dorong dengan harapan bila tergarap dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan perekonomian daerah Papua,” tandasnya. (Hms)