MADIUN, beritalima.com- Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Madiun yang akan diambilalih oleh Provinsi Jawa Timur, ternyata relatif kecil. Pasalya, dari tiga aset yang akan diambilalih provinsi, hanya satu aset yang menyumbang PAD Kabupaten Madiun. Yakni pengelolaan terminal Caruban yang berada di Mejayan.
Menurut Sekretaris Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Madiun, Kusni, dari tiga aset, hanya pengelolaan terminal Caruban yang menyumpang PAD. Itupun nilainya relatif kecil. “Untuk terminal Caruban, menyumbang PAD sekitar Rp.82,7 juta. Kalau nanti jadi diambilalih provinsi, ya sekitar itu kita kehilangan PAD,” terang Kusni, saat jumpa pers dengan didampingi Kabid Perencaan Dispenda, Budi, yang juga dihadiri Kabag Humas dan Protokol Setda, Herry Supramono, Rabu 25 Mei 2016.
Sementara itu, pada tahun ini, Dispenda menargetkan PAD sebesar Rp.151,4 milyar. Nilai sebesar itu, merupakan hasil asistensi yang dilakukan dengan beberapa dinas penghasil. Sedangkan pada tahun 2017 sebesar Rp.177,5 milyar.
“Angka ini sebelum P-APBD. Kalau sesudah P-APBD, sebesar Rp.168,1 milyar. Kita berusaha pada tahun 2017 nanti, PAD kita sebesar sekitar Rp.200 milyar,” tambahnya.
Sumber PAD Kabupaten Madiun, diantaranya berasal dari pajak daerah sekitar Rp.34,2 milyar atau sekitar 26,3%, restribusi sebesar Rp.25,1 milyar atau sekitar 18,4% dan pendapatan lainnya yang syah sebesar Rp.85 milyar.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, bakal kehilangan beberapa sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini seiring dengan kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur yang mengambilalih beberapa sumber pendapatan yang ada di Kabupaten Madiun.
Namun disisi lain, Pemkab Madiun juga bakal menghemat belanja pegawai. Karena selain mengambilalih beberapa aset yang mendukung sumber PAD Kabupaten Madiun, Pemprov Jawa Timur juga mengambilalih dunia pendidikan setingkat SMA. Sedangkan jumlah guru dan pegawai non guru untuk SMA dan SMK, mencapai 1.152 orang. (Dibyo)