BONDOWOSO, beritalima.com – Warga Desa Kembang Kecamatan Bondowoso hidup sebatangkara di tengah kondisi hidup yang amat memprihatinkan. Adalah mbah Satria, seorang pemulung yang telah lama ditinggal mati oleh suaminya.
Mbah Satria tinggal di rumah tak layak huni berdiameter 4×3 m2 di dekat bantaran sungai tepatnya di RT 24 Rw 08. Ia tinggal terpisah dengan ke-dua anaknya yang masing-masing telah berkeluarga.
Kondisi rumah yang ia huni sudah rusak, bahkan hampir roboh. Tak ada sekat antara tempat tidur dan dapur. Di dalam rumah mbah Satriya tidur bersama sampah yang ia pungut.
Perempuan berusia 83 tahun ini tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah daerah maupun pusat sejak lima tahun terakhir. Atau semenjak ditinggal mati suaminya.
“Saya tidak pernah menerima bantuan,” ungkapnya.
Dulu, saat masih tinggal bersama suami, mbah Satriya adalah salah satu penerima bantuan beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Namun, sepeninggal suaminya, bantuan tersebut dicabut.
“Tidak dapat setelah suami saya meninggal,” terangnya sedih.
Menurut Ketua RT setempat, mbah Satriya juga tidak tersentuh bantuan sosial Covid-19. Anehnya, justru yang keluar sebagai penerima Bansos adalah Almarhum suaminya. Alhasil, bantuan tersebut tidak bisa ia wakilkan.
“Kemarin pas Covid-19 dia dapat bantuan, tapi atas nama suami. Suaminya meninggal, karena bukan namanya jadi dia dicoret. Katanya kecamatan mau diganti namanya. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar,” Terang Sri Ningsih. (*/Rois)