JAKARTA, beritalima.com | Indonesia sebagaimana banyak negara di dunia ini sedang menggenjot pariwisata agar menjadi sektor unggulan pendapat bagi masing – masing negara tersebut. Hal ini didasari oleh suatu pemikiran yang sangat logis karena sektor pariwisata bisa menghasilkan devisa bagi negara tanpa merusak lingkungan dan tanpa mengeksploitasi sumber daya serta kekayaan alam, sehingga hal tersebut menjadi satu pilihan yang logis bagi setiap negara.
“ Begitupun dengan Indonesia yang memiliki kekayaan potensi alam yang luar biasa dilihat dari jenis dan jumlahnya, memiliki peluang besar untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan. Di samping itu, pariwisata juga akan menjadi trigger untuk menggerakan banyak sektor ekonomi kemasyarakatan. Jadi satu digerakan, maka akan banyak sektor ekonomi lain yang bergerak. Apalagi potensi geopark Indonesia juga sangat luar biasa “, Ujar Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Jakarta, Minggu (9/8).
Lebih lanjut Dede menjelaskan tentang potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam hal Taman bumi, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Geopark. Geopark menurutnya merupakan wilayah terpadu dan terdepan dalam perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara yang berkelanjutan, dan mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sana. Dari terminologi tersebut, lahirlah istilah Taman Bumi Global dan Taman Bumi Nasional.
Terkait dengan Geopark tersebut, Dede juga mengingatkan lima kriteria yang harus diperhatikan agar suatu geopark dapat berlangsung mencapai tujuannya, yaitu Ukuran dan lokasi, Manajemen dan pelibatan masyarakat lokal, Pengembangan Ekonomi, Pendidikan dan Perlindungan serta Konservasi. Oleh karena itu, Prawita GENPPARI juga sangat konsen dengan pemenuhan kelima unsur tersebut dalam mendesain pengembangan setiap potensi wisata yang berbasi pada Geopark tersebut.
Kemudian Dede juga menambahkan penjelasan, bahwa Geopark adalah wilayah geografis dimana situs-situs warisan geologis yang merupakan bagian konsep holistik dalam perlindungan, pendidikan dan pengembangan berkelanjutan. Geopark tidak boleh hanya kumpulan situs-situs geologis saja, tetapi mencakup keseluruhan tatanan alam. Tema non-geologis menjadi bagian di dalamnya, terutama jika memang sangat dipengaruhi oleh kondisi geologisnya, seperti kondisi ekologis, arkeologis atau kesejarahan.
Di samping itu, harus diperhatikan pula syarat – syarat jika suatu objek atau potensi wisata akan diusulkan, karena harus ada rencana dan badan pengelolanya. Prosesnya juga berasal dari bawah (bottom-up) sehingga tersedia pengelolaan yang terorganisir dengan melibatkan publik, komunitas lokal, kepentingan swasta, dan badan-badan riset atau edukasi, dengan disain dan pelaksanaan yang terkait dengan kegiatan dan perencanaan pengembangan ekonomi dan budaya daerah. Termasuk cirinya harus terlihat jelas bagi pengunjung, branding atau labelling yang khas, publikasi dan aktivitasnya dalam mengelola wisatawan secara berkelanjutan atau kegiatan ekonomi lainnya di Geopark yang melibatkan masyarakat setempat.
Geopark memadukan aspek warisan budaya dengan warisan geologis, menghormati lingkungan dan menstimulasi pembentukan usaha-usaha lokal yang inovatif, bisnis kecil, indutri penginapan, pendidikan atau pelatihan dan peningkatan lapangan pekerjaan. Jadi ada nilai guna serta nilai manfaat bagi masyarakat.
“ Dengan demikian dalam merumuskan konsep wisata geopark ini harus memiliki muatan tanggung jawab moral dan tanggung jawab sosial dalam melindungi warisan geologisnya, terutama yang berhubungan dengan kepentingan / hajat hidup masyarakat setempat.
Geopark harus mengkonservasi nilai-nilai geologis seperti batuan tertentu, sumber daya mineral, mineral, fosil, dan bentang alam. Dalam implementasinya hal tersebut pasti harus juga melibatkan banyak bidang keilmuan, seperti ilmu-ilmu bumi, geologi ekonomi dan pertambangan, geologi rekayasa, geomorfologi, geografi fisik, hidrologi/hidrogeologi, mineralogi, paleontologi, petrologi, sedimentologi, ilmu tanah, speleologi/karst, stratigrafi, geologi struktur, volkanologi, dan sebagainya. Semua para ahli di bidang tersebut pada akhirnya akan bertemu di suatu titik agar taman bumi (geopark) ini memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi keilmuan dan kesejahteraan masyarakat “, pungkas Dede mengakhiri keteragan.