Prawita GENPPARI Kembangkan Model Wisata Berbasis Pesantren di Kampung Cibaeud

  • Whatsapp

“ Prawita GENPPARI sebagai organisasi tempat berhimpunnya para pecinta ragam wisata nusantara, secara konsisten dan berkelanjutan terus mengembangkan berbagai model wisata yang cocok untuk setiap daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing – masing daerah itu. Baik yang berbasis pada potensi alam, potensi seni, potensi religius ataupun potensi budaya serta berbagai potensi lainnya. Salah satu model baru tersebut, bagaimana mensosialisasikan pengembangan wisata di sekitar pesantren artinya mengembangkan potensi wisata yang sesuai dengan nilai – nilai keagamaan “, ujar Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Kampung Cibaeud Cigalontang Tasikmalaya, Minggu (18/10).

Bentuk konkrit dari konsep tersebut, tersirat dalam model wisata 4P yaitu wisata yang berbasis pada pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Spirit dan nafas dari konsep tersebut akan sejalan dengan pembekalan santri setelah mengikuti pendidikan formil di pesantren, maksudnya di luar jam pelajaran. Jadi semacam kegiatan ekstra kurikuler yang produktif dan prospektif. Artinya santri diarahkan memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang berorientasi pada nilai – nilai yang produktif dalam memanfaatkan waktunya.

Model wisata 4P ini akan sangat cocok dikembangkan di pedesaan karena lahan dan kondisi alamnya sangat mendukung, termasuk ketersediaan air yang diperlukan baik untuk pertanian maupun peternakan. Konsep wisata pertanian atau perkebunan tidak sekedar harus manunggu masa panen saja, tetapi juga berorientasi edukasi bagi para santri maupun siswa sekolah umum lainnya. Pesantren bisa menjadi sentra kemajuan tani Indonesia. Pesantren bisa menjadi sumber kebangkitan pangan nasional, juga menjadi pilar – pilar tangguh untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional untuk mengembalikan negara yang pernah swasembada pangan.

Begitupun di sektor perkebunan, bisa bekerja dengan Pemerintah cq Perhutani atau juga pihak swasta. Ada banyak komoditi internasional yang bisa dijadikan peluang bagi Indonesia. Tentu tidak mudah karena semua membutuhkan proses, tetapi yang terpenting ada niat dan ketangguhan dalam berusaha secara sungguh – sungguh karena proses berkebun pasti membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu dalam jangka dekat bisa dengan mengoptimalkan tanaman tumpang sari atau dengan model lainnya. Contoh komoditi yang banyak dibutuhkan adalah kayu balsa, tanaman aren, bambu haur, dan lain – lain. Komiditas produk tersebut di samping dibutuhkan oleh luar negeri, juga tentu banyak dibutuhkan di dalam negeri. Oleh karen aitu, prinsipnya mendorong pemanfaatan lahan non produktif menjadi lahan produktif agar Indonesia bisa mandiri pangan.

Begitupun dengan perikanan, baik perikanan air tawar maupun perikanan air laut. Pemenuhan gizi masyarakat dari daging dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas adalah daging perikanan. Oleh karena itu sentra – sentra perikanan yang bisa dijadikan lumbung daging nasional harus diperbanyak. Jika ini bisa diwujudkan secara bersama – sama, maka pesantren juga akan berfungsi sebagai lumbung gizi masyarakat.

Begitupun dengan wisata peternakan, karena kebutuhan hewan ternak nasional semakin meningkat. Apalagi saat ini kebutuhan daging sapi baru terpenuhi 60,9% dari daging sapi di dalam negeri. Dengan demikian peluang dan tantangannya masih besar untu menjadi negara yang swasembada daging. Spirit kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi kata kuncu kerhasilan nasional, sehingga berbagai elemen masyarakat perlu bergerak bersama mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan amanah konstitusi.

“ Terlebih pesantren dalam tinjauan histori merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Baik di bidang pendidikan, keagamaan, dan moral. Fungsi ini juga terus berkembang dengan tumbuhnya semangat kewirausahaan dan gerakan koperasi syariah di berbagai pesantren. Jadi dalam perjalanan riil nya, pesantren memiliki pengalaman luar biasa dalam membina, mencerdaskan dan mengembangkan masyakat di sekelilingnya. Dengan demikian fungsi pesantren ke depan akan semakin strategis untuk memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan peradaban sebuah bangsa “, pungkas Dede.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait