PRE-EKLAMPSIA vs EKLAMPSIA Bahayakah ?

  • Whatsapp

Oleh:
DR.dr. Robert Arjuna FEAS*
Di suatu arisan ibu yang sedang berbincang bincang soal penyakit yang sering ditemukan saat
seorang ibu hamil yakni Pre-eklampsia & Eklampsia,mereka berbicara soal ibu Lisa 24 tahun
hamil pertama yang menderita tekanan darah tinggi kencing keruh dan kaki bengkak sedang dikontrol Dokter obsgyn di RS Sutomo Surabaya, dilarang makanan asin, lain dengan ibu Lea
38 tahun kehamilan ke3. Selain tensi tinggi,kaki bengkak,kencing keruh dan sering kejang tak sadar diri, selalu opname di RS Ibu dan Anak.lain dengan ibu muda 18 tahun hamil 28 bulan selalu kejang kejang ,kaki bengkak tensi rata 170/110 mmHg,muntah dan mual kaki juga bengkak.kami tertarik atas kasus Preeklampsia dan Eklampsia perlu kitaa bahas……

Eklamsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklamsia. Eklamsia umumnya jarang terjadi, tetapi harus segera ditangani karena dapat membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya. Kondisi ini umumnya terjadi saat usia kehamilan mencapai 20 minggu atau lebih.

Bagi ibu hamil usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun karena gangguan Placenta bisa mendapat Riwayat preeklampsia atau eklampsia pada kehamilan dan pada kondisi medis tertentu,( tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, gangguan ginjal, dan penyakit autoimun)
Persalinan bisa saja dilakukan ketika usia kehamilan sudah memasuki minggu ke-32 sampai 36. Pada kebanyakan kasus, eklampsia bisa sembuh dan hilang 6 minggu setelah bayi lahir

PRE-EKLAMPSIA
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Bila tidak segera ditangani, preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin.
Salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia adalah usia ibu hamil yang di bawah 20 tahun atau lebih dari 40 tahun. Kondisi ini perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi atau berkembang menjadi eklamsia yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin.
Ada pun ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil di antaranya:
1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
2. Urine yang Mengandung Protein (Proteinuria) Tanda lain dari preeklamsia, adanya kandungan protein yang ditemukan di dalam urine Anda. Hasil protein biasanya hanya ada di darah.

Perbedaan eklampsia dan preeklampsia sendiri terletak pada tanda dan gejala yang ditimbulkan.
1. Preeklampsia ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi dan protein pada urine tanpa disertai kejang,
2. Eklampsia adalah adanya tekanan darsh tinggi dan proteinuria disertai kejang pada ibu hamil

GEJALA PRE-EKLAMPSIA
1. Sakit Kepala. …
2. Pandangan Kabur. …
3. Nyeri di Ulu Hati.
4. Edema Kaki.
5. Nyeri Kepala.
6. Mual dan Muntah.
7. Nyeri Epigastrik.
8. Nyeri Bahu dan Punggung Bawah.
9. Kenaikan Berat Badan Secara Drastis.
10. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
11. Urine yang Mengandung Protein (Proteinuria) …

PENYEBAB PRE-EKLAMPSIA
1. Faktor genetik.
2. Kerusakan pada pembuluh darah.
3. Masalah pada sistem imun tubuh.
4. Kurangnya aliran darah menuju rahim.

EKLAMPSIA
Eklampsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan juga kejang selama masa kehamilan. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa ibu dan janin jika tidak segera ditangani dengan tepat. Eklampsia adalah kondisi yang termasuk langka, namun sering dijumpai pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Untuk mengetahui eklampsia lebih dalam, mari baca artikel ini dan dapatkan informasi mengenai penyebab, gejala, hingga pengobatannya.

Eklampsia adalah komplikasi berat yang dapat terjadi selama masa kehamilan, saat persalinan, atau setelah persalinan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang. Kondisi ini merupakan komplikasi lanjutan dari preeklampsia yang terjadi sebelumnya. Preeklampsia yang tidak segera diobati dengan tepat dapat berkembang menjadi eklampsia.

FAKTOR RESIKO ECLAMPSIA
1. Hamil kembar.
2. Memiliki riwayat preeklampsia atau eklampsia di kehamilan sebelumnya.
3. Memiliki riwayat keluarga yang mengalami preeklampsia atau eklampsia.
4. Kehamilan di usia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
5. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi saat hamil atau riwayat hipertensi kronis.
6. Memiliki riwayat penyakit yang diderita seperti diabetes, obesitas, anemia sel sabit, penyakit autoimun seperti lupus, dan sindrom antifosfolipid.
7. Sedang menjalani kehamilan yang pertama atau mempunyai jarak antar kehamilan yang sangat dekat kurang dari 2 tahun.
8. Kehamilan yang dijalani merupakan hasil dari program bayi tabung (in vitro fertilization / IVF).

FAKTOR PEMICU PRE-EKLAMPSIA & EKLAMPSIA
1. Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
2. Riwayat preeklamsia atau eklamsia dalam keluarga
3. Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
4. Riwayat penyakit diabetes, penyakit ginjal, anemia sel sabit, obesitas, serta penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid (APS)
5. Kehamilan kembar
6. Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (IVF)

GEJALA EKLAMPSIA
1. Tekanan darah makin tinggi
2. Sakit kepala yang parah
3. Mual dan muntah
4. Sakit perut terutama di bagian kanan atas
5. Bengkak di tangan dan kaki
6. Gangguan penglihatan
7. Frekuensi dan jumlah urine berkurang (oligouria)
8. Peningkatan kadar protein dalam urine

Ada 2 fasevkejang yang dialami oleh penderita Eklampsia antara lain :
1. Fase pertama :Pada fase ini, kejang berlangsung selama 15–20 detik, yang disertai dengan kedutan di wajah, kemudian terjadi kontraksi otot di seluruh tubuh.
1. Fase kedua: berlangsung selama 60 detik, yang dimulai dari rahang, kemudian menjalar ke otot muka, kelopak mata, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Pada fase ini, kejang eklamsia menyebabkan otot berkontraksi dan rileks secara berulang-ulang dalam waktu yang cepat.

TINDAKAN SEGERA :
Segera bawa ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda melihat ibu hamil yang mengalami Penanganan sejak dini diperlukan untuk mencegah terjadinya eklamsia dan komplikasi.
Ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan atau sudah terdiagnosis mengalami preeklamsia disarankan untuk lebih sering memeriksakan kehamilannya.
Sementara pada kehamilan normal, ikuti jadwal pemeriksaan rutin ke dokter sebagai berikut:
1. Minggu ke-4 sampai ke-28: 1 bulan sekali
2. Minggu ke-28 sampai ke-36: 2 minggu sekali
3. Minggu ke-36 sampai ke-40: 1 minggu sekali

Diagnosis Penunjang Eklamsia
1. Tes darah, untuk memeriksa jumlah trombosit darah
2. Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine
3. Tes fungsi hati, untuk memeriksa kerusakan di organ hati
4. Tes fungsi ginjal, termasuk ureum dan kreatin, untuk mendeteksi kerusakan ginjal
5. Ultrasonografi (USG), untuk memeriksa kondisi janin

PENANGAN EKLAMPSIA :
Satu-satunya cara untuk menangani eklamsia adalah dengan melahirkan bayi yang dikandung. Pada ibu hamil dengan preeklamsia berisiko mengalami eklamsia,Dokter akann melakukan beberapa penanganan, seperti:
1. Memberikan obat darah tinggi segera
2. Memberikan obat anti kejang
3. Memantau kondisi janin dan ibu hamil secara berkala
4. Menyarankan untuk bed rest di rumah sakit atau di rumah
5. Pemberian magnesium sulfat (MgSO4) melalui infus menjadi pilihan pertama untuk menangani kejang pada eklamsia.

KOMPLIKASI EKLAMPSIA
1. Efek samping kejang, seperti lidah tergigit, patah tulang, cedera kepala, dan pneumonia aspirasi akibat masuknya isi lambung ke saluran pernapasan
2. Kerusakan sistem saraf pusat, perdarahan di otak, gangguan penglihatan, bahkan kebutaan, akibat kejang yang berulang
3. Kerusakan organ, seperti gagal ginjal dan gagal hati
4. Sindrom HELLP dan gangguan sistem peredaran darah, seperti koagulasi intravena terdiseminasi atau disseminated intravascular coagulation (DIC)
5. Gangguan kehamilan, misalnya pertumbuhan janin terhambat, solusio plasenta, oligohidramnion, atau bayi terlahir secara prematur
6. Penyakit jantung koroner dan stroke

PREVENSI ECLAMPSIA
1. Menjalani kontrol rutin ke dokter selama kehamilan
2. Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan
3. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
4. Mengonsumsi suplemen tambahan sesuai saran dokter
5. Bagi ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami preeklamsia, pemberian aspirin dapat mencegah eklamsia. Akan tetapi, pemberian aspirin tersebut harus atas anjuran dari dokter.

Demikian sekilas pengetahuan tentang Pre- eklampsia & Eklampsia untuk dimaklumi dan diperhatikan sesungguhnya, terimakasih
RobertoNews. 1905《 6.2.23(08.30) 》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait