SURABAYA, Beritalima.com-
Universitas Airlangga (Unair) mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah pada penyelenggaraan International Convention of Asia Scholars ke-13. ICAS ke-13 akan berlangsung pada Minggu (28/7/2024) hingga Kamis (1/8/2024) mendatang.
Sebelum berbagai acara konferensi dan festival besar, ICAS telah menyiapkan satu acara pemanasan dengan tajuk “ICAS 13 PRE-EVENT Dolan Kapirel: Surabaya Train Track Kampung Festival”.
Pre-event ICAS 13 berlangsung pada Sabtu (27/7/2024) di Kampung Dupak Magersari dan Kampung Tambak Bayan. Kegiatan tersebut diusung oleh Arsitek Komunitas (Arkom) Jawa Timur, Perkumpulan EUTENIKA, dan SEANNET (Southeast Asia Neighborhood Network).
Acara itu juga didukung oleh Institut Seni Tambak Bayan. Lebih dari 40 peserta hadir dalam acara itu.
“Acara ini ditujukan bagi para peserta ICAS 13 untuk mengetahui kehidupan di kampung Surabaya. Kami pilih dua kampung itu karena memiliki keunikan dalam menyelesaikan permasalahan kampung mereka. Kampung Dupak Magersari bersengketa dengan KAI dan Kampung Tambak Bayan bersengketa dengan hotel,” ungkap Puspitaningtyas Sulistyowati selaku koordinator Arkom.
Agenda
Pre-event ICAS 13 menyuguhkan satu agenda di Kampung Dupak Magersari berupa lokakarya cara membuat dandang (penanak nasi tradisional). Sementara itu, di Kampung Tambak Bayan terdapat dua kegiatan berupa lokakarya menghias lampion, penampilan seni tradisional, serta bazar makanan.
“Jadi di Tambak Bayan itu masyarakatnya kan terbiasa membuat lampion untuk acara kebudayaan, peserta diajak untuk menghias lampion-lampion tersebut. Untuk yang di Dupak Magersari, mereka kan terkenal sebagai kampung dandang. Jadi peserta diajak untuk memahami dandang dan cara pembuatannya,” jelasnya.
Di sisi lain, Puspitaningtyas mengatakan bahwa harus ada semakin banyak orang yang memperhatikan isu-isu di kampung Surabaya. Ia juga berharap para peneliti turut menyuarakan permasalah yang ada di kampung-kampung kepada pemerintah agar dapat ditemukan solusi bersama.
Pemanasan Sebelum Konferensi
Evelyne Shamier, salah satu peserta ICAS 13 dari Utrecht University Belanda mengatakan acara tersebut merupakan hal yang bagus untuk dilaksanakan. Sebab dengan adanya acara ‘pemanasan’ itu, ia dapat lebih mengenal peserta konferensi lainnya.
“Saya tidak memiliki ekspektasi apapun sebelum mengikuti acara ini. Tapi saat datang, saya terkejut dan merasa terharu bisa bergabung bersama orang-orang dari berbagai penjuru dunia dan merasa sangat disambut oleh warga lokal. Dan saya sangat menikmati acara ini,” ucapnya.
Evelyn berharap agar acara serupa dapat dilakukan secara rutin, selain bagus untuk warga sekitar, pengalaman yang diberikan juga tidak bisa didapat dengan mudah di tempat lain.
“Apalagi acara membuat suatu hal dengan tangan kita itu merupakan hal yang bagus sebagai peneliti. Agar pikiran lega dan tidak berada di depan komputer terus-menerus. Serta lovely foods,” tambahnya.(Yul)