SURABAYA, beritalima.com | Pilwali Surabaya 2020 semakin menarik perhatian banyak pihak. Sebab, selalu muncul dinamika-dinamkia baru mendekati pelaksanaan Pilwali 2020 ini.
Analisa tersebut diungkapkan oleh Manajer Operasional Akurat Surve Terukur Indonesia (ASTI) Jawa Timur, Baihaki Siraj. Menurut Baihaki, Pilwali Surabaya ini paling mendapat perhatian dari banyak pihak. Hal tersebut sangat wajar, karena Surabaya merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yang selama sepuluh tahun terakhir banyak mengalami kemajuan dibawah kepemimpinan Tri Rismaharini.
Sehingga, tutur Baihaki, semua pihak, termasuk Partai Politik akan berusaha memberikan dukungan pada tokoh-tokoh terbaik untuk memimpin Surabaya. Maka wajar, bila dinamikanya selalu memunculkan kejutan baru, seperti munculnya sosok Mahfud Arifin sebagai Calon Walikota Surabaya. Sebab, sosok Mahfud Arifin, semenjak menyatakan kesiapannya maju dalam Pilwali Surabaya dukungan dari Partai Politik mengalir, dan kini Mahfud Arifin sudah mengantongi dukungan yang cukup untuk mendaftar sebagai Calon Walikota Surabaya.
Dinamika tersebut, lanjut Baihaki, menjadi perhatian khusus bagi PDI Perjuangan selaku Partai yang selalu menempatkan kadernya sebagai Walikota Surabaya, seperti Bambang DH, hingga Tri Rismaharini. PDIP menurut Baihaki, tentu tidak ingin kehilangan kadernya di Walikota Surabaya.
Sehingga, bila sebelumnya santer kabar PDIP akan mengusung beberapa tokoh baik internal maupun eksternal, seperti Ery Cahyadi (Kepala Bappeko), Wisnu Sakti Buana (Wakil Walikota Surabaya), Armuji (Mantan Ketua DPRD Kota Surabaya) dan beberapa nama lainnya. Saat ini, jelas Baihaki, PDIP diprediksi akan menurunkan Puti Guntur (Anggota DPR RI).
” Bila melihat dinamika yang ada, keliatannya PDIP akan mengusung Puti di Pilwali Surabaya, dan bisa saja itu berpasangan dengan Pak Ery. Jadi Puti-Ery,” jelas Baihaki.
Bila ini yang terjadi, maka menurut Baihaki, PDIP akan solid di Pilwali Surabaya. Beberapa faksi yang kemarin bersaing dalam memperebutkan tiket maju di Pilwali akan bisa bersatu demi memenangkan Puti. ” Jadi Puti ini lebih bisa diterima oleh semua kelompok di PDIP,” tandas Baihaki.
Bila demikian maka, mesin Partai akan bisa gerak cepat dan solid untuk memenangkannya. Selain, itu figur Puti sebagai tokoh perempuan juga akan lebih muda menggaet suara perempuan di Surabaya. Dan diturunkannya Puti dalam Pilwali Surabaya tentu untuk menang, tidak mungkin Puti akan dibuat kalah dua kali seperti pada Pilgub Jatim kemarin. ” Ini juga pertaruhan trah Soekarno kalau benar Puti yang dicalonkan,” tandasnya.
Maka, bila benar PDIP merekom Puti-Ery, tentu Mahfud Arifin harus berpikir lebih cermat lagi untuk menentukan sosok Wakilnya. Bila sebelumnya sempat santer Mahfud akan menggandeng Azrul,itu perlu dipertimbangkan lagi.
” Kalau saya justru mengusulkan Mahfud Gandeng Ning Lia untuk menyaingi Puti-Ery,” usul Baihaki.
Bila terwujud Mahfud- Ning Lia, maka pertarungan Pilwali Surabaya akan semakin sengit. Mahfud Arifin akan semakin mendapat sumbangan dukungan yang besar dari Ning Lia. ” Ning Lia ini pasti mampu mendongkrak suara Pak Mahfud. Di kalangan permpuan juga akan mudah dapat dukungan, selain itu juga di kalangan perempuan NU seperti Muslimat dan Fatayat, tentun Ning Lia lebih muda diterima, dan yang tak kalah penting lagi Ning Lia sososknya juga masih muda, jadi pasti bisa menggaet suara Milenial di Kota Surabaya,” pungkas Baihaki. (red)