ACEH,beritalima.com-Presiden Joko Widodo salah satu Presiden yang sering berkunjung Ke Aceh, bahkan kali ini Presiden Joko Widodo Berpidato Kenegaraan di Ibu Kota Negara Ketiga “Yaitu” Kabupaten Bireuen, dalam pidatonya Presiden mengingatkan Pemerintah Daerah berhati-hati saat menggunakan Anggaran APBD serta harus tepat sasaran.
Joko Widodo dalam Pidatonya tidak menyinggung tentang sejarah Bireuen Aceh, hanya Surya Paloh yang Menyingguh bahwan Bireuen ini Banyak menyimpan Sejarah, tapi tidak menyinggung juga tentang sejarah Kota Bireuen yang Pernah dijadikan Ibu Kota Negara Ketiga Setelah Bukit Tinggi oleh Presiden Suekarno pada tahun 1948.
Kita ketahui bersama, Kabupaten Bireuen Dulunya masuk wilayah Kabupate Aceh Utara pada beberapa tahun silam Kabupaten bersejarah ini sudah berdiri sendiri,Kabupaten ini banyan Sejarah penting dan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia,Ini harus di pertahankan bersama sama jangan sampai terlupakan. Menurut Sejarah telah membuktikan,Bireuen ini pernah menjadi ibu Kota Negara yang ketiga pada tahun 1948, ini Menjadi suatu kebanggaan bagi Masyarakat di Provinsi Aceh.
“Daerah yang terletak di pesisir Utara ini, tepatnya 164 km dari Ibu Kota Provinsi Aceh. Selain letaknya yang strategis yaitu tepat ditengah-tengah jalur lintas darat yang menghubungkan bagian timur,tengah dan barat.
“Banyak media media besar di Indonesia bahkan Dunia sering Melansirkan Sejarah Ibu Kota Negara yang ketiga jatuh di Kabupaten Bireuen, tapi bukti sejarah tersebut seperti ya sudah tidak dihirUkan oleh pihak pihak dan pelaku sejarah yang ada di Kabupaten Bireuen, padahal ini sangat berharga bagi kita semua,
Bireuen dikenal semasa agresi Belanda I dan II (1947-1948) dalam upaya mempertahankan Republik Indonesia dari penjajah, seperti di lansir beberapa media bahwa Pada 18 juni 1948 presiden Soekarno hijrah dari ibu kota Republik Indonesia yang kedua yaitu Yogyakarta ke Bireuen selama satu minggu dan mengendalikan Negara RI dalam keadaan darurat.
Ditambah dengan kehadiran Radio Rimba Raya pada saat perjuangan mempertahankan Kemerdekaan, Radio tersebut mampu mengabarkan pada Dunia melalui siaran Lima Bahasa, Radio itu juga yang pertama kali menyiarkan kemerdekaan RI ke seluruh Dunia makanya kita Masyarakat Aceh yang ada di Kabupaten Bireuen tidak perlu ragu terhadap itu,Peran dan perjuangan Rakyat Aceh khususnya Bireuen dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tidak boleh dipandang sebelah mata,
Warga Bireuen harus sama sama perjuangkan terhadap hal itu, paling tidak adalah menumen Sejarah Ibu Kota Negara ke Tiga supaya Anak Cucu tau nanti,kalau kita tidak memperjuangkan hal tersebut, berarti Sejarah terjadinya Ibu Kota Negara ke Tiga di Kabupaten Bireuen akan hilang begitu saja,” Cuplikan ini ditulis oleh Wartawan Beritalima.com,’ (A79)