Presiden LSN Ajak Buruh Kebun dan Hutan Upacara HUT RI ke-77 Tahun

  • Whatsapp
Sejumlah buruh kebun dan hutan mengikuti upacara HUT RI ke-77 tahun (beritalima.com/istimewa)
Sejumlah buruh kebun dan hutan mengikuti upacara HUT RI ke-77 tahun (beritalima.com/istimewa)

JEMBER, beritalima.com | Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-77 tahun, Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhammad Fawaid mengajak buruh kebun dan hutan.

Lokasi upacara tersebut, berlangsung di sekitar kebun dan hutan di Desa Pondok Joyo, Kecamatan Tempurejo, Rabu (17/8/2022).

Bacaan Lainnya

Pria yang akrab disapa Gus Fawaid, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat kebun dan hutan. Karena meski sibuk masih menyempatkan diri untuk hadir mengikuti upacara.

“Walaupun mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing sebagai buruh, sebagai petani, mereka begitu semangat menunjukkan jiwa nasionalisme dan patriotisme dengan mengikuti upacara ini,” katanya.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Gerindra mengaku sedih, karena masih banyak masyarakat yang tinggal di pinggir kebun dan hutan belum merdeka secara ekonomi.

“Mereka merasa belum merdeka seutuhnya, karena dari era sebelum merdeka sampai sekarang mereka belum sejahtera,” ungkap Gus Fawaid.

Meski begitu, masyarakat di pinggir kebun dan hutan ini merasa bersyukur karena hidup di negara dan bangsa yang merdeka.

Bahkan, kata Gus Fawaid, masyarakat di wilayah ini mendoakan para pemimpin bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang lebih maju dan lebih baik lagi.

“Tapi mereka menitip pesan bahwa mereka ini masih hidup miskin dan butuh kehadiran negara untuk mengentaskan kemiskinan,” kata Gus Fawaid.

Menurutnya, persoalan kemiskinan ini tidak bisa diserahkan kepada satu pihak saja, harus ada kolaborasi antara semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan juga kementerian.

“Bahkan masyarakat juga perlu bahu membahu untuk mengentaskan kemiskinan ini,” tegasnya.

Gus Fawaid menyatakan, mungkin kedepan BUMN bisa bersinergi dengan pemerintah provinsi, duduk bersama, bagaimana mengentaskan kemiskinan di daerah kebun dan hutan.

“Mereka juga warga negara Indonesia, mereka juga berhak menikmati kekayaan negara, kekayaan alam yang dimiliki oleh negara,” jelasnya.

Ke depan pihaknya akan terus bertekad dan menyuarakan agar permasalahan kemiskinan yang dialami masyarakat kebun dan hutan ini segera teratasi.

“Namun BUMN ini juga harus ikut terjun dan membuktikan bahwa BUMN ini bukan penjajah era baru,” katanya.

Jika zaman dulu wajar masyarakat pinggir kebun dan hutan hidup miskin atau tidak sejahtera. Karena kebun sejarahnya masih dikelola oleh pihak asing.

“Tapi setelah Indonesia merdeka, kebun dan hutan dikelola oleh BUMN. Maka BUMN jangan bertindak seperti bangsa asing yang membiarkan masyarakat pinggir kebun ini tidak bahagia dan tidak sejahtera seperti sekarang,” pungkasnya. (Sug)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait