BOGOR, beritalima.com – Presiden Joko Widodo pagi ini menerima kunjungan kehormatan delegasi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Delegasi yang dipimpin oleh Christopher Legg ini sebagian besarnya terdiri atas sejumlah direktur eksekutif AIIB datang sebelum berkunjung ke lokasi pembangunan MRT di Jakarta dan bertolak ke Yogyakarta dan Solo.
“Proyek MRT Jakarta diluncurkan saat saya menjadi Gubernur Jakarta. Saya juga memulai karier saya di bidang politik sebagai Wali Kota Solo. Jadi, saya sangat senang melihat jadwal Anda minggu yang akan mengunjungi kedua tempat tersebut,” ujar Presiden saat menyambut kedatangan rombongan delegasi AIIB, Senin, 12 Maret 2018.
Didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Presiden Joko Widodo kembali menyatakan dukungan secara langsung kepada pembentukan AIIB. AIIB yang bertujuan untuk memberikan pembiayaan infrastruktur dalam mendukung perekonomian dinilai sesuai dengan visi dan misi pemerintahan yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur di lima tahun pemerintahan.
“Indonesia adalah salah satu negara pertama di dunia yang mendukung sepenuhnya gagasan AIIB. Salah satu tindakan saya yang pertama saat menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2014 adalah untuk menyatakan dukungan penuh dan niat serius untuk bergabung dengan AIIB,” ucapnya.
Ditemui selepas pertemuan, Rionald Silaban, salah seorang direktur eksekutif AIIB yang turut serta dalam pertemuan itu menjelaskan, kunjungan delegasi AIIB ke Indonesia kali ini ialah untuk melihat program dan proyek-proyek yang berkaitan dengan AIIB.
“Kita diterima dalam rangka _courtesy call_. Besok juga akan melakukan kunjungan ke Yogyakarta dan Solo untuk melihat program dan proyek yang ada kaitannya dengan AIIB,” ucapnya.
Sedangkan pimpinan delegasi, Christopher Legg, mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mendanai tiga proyek infrastruktur yang dikerjakan pemerintah Indonesia. Pihaknya berharap agar AIIB dapat lebih memberikan kontribusi bagi pembangunan di Indonesia.
“Sejauh ini kami sedang mendukung 3 proyek di sini. AIIB masih sangat muda, baru beroperasi selama 2 tahun. Selama 2 tahun itu kami telah membiayai 20 proyek di mana 3 di antaranya berasal dari Indonesia,” tuturnya.
Saat disinggung apakah AIIB tidak diliputi kekhawatiran soal kondisi di Indonesia yang bersiap memasuki masa-masa Pilkada dan Pilpres, Legg mengatakan bahwa AIIB sama sekali tidak berpikir bahwa itu sebagai hal yang patut dikhawatirkan.
“AIIB tidak tertarik dengan politik dalam negeri. Itu hanya bisnis biasa bagi kami. Saat ini ada beberapa proyek yang siap berjalan dan kami tidak menjadikan isu politik sebagai dasar pertimbangan kami,” tandasnya.