SURABAYA, Beritalima.com|
Kondisi politik nasional yang memanas seiring langkah politik Presiden Jokowi mendapatkan sorotan dari kalangan kampus. Tak terkecuali kampus negeri yang ada di Jawa Timur.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya atau ITS juga ikut bersuara. Keluarga Besar ITS Peduli Negeri yang terdiri dari para profesor, dosen, tenaga pendidik juga mahasiswa hari ini menyuarakan keprihatinan tersebut.
Profesor Harus Laksana Guntur Koordinator Keluarga Besar ITS Peduli Negeri menyampaikan bahwa ITS ingin merespon situasi terkini yang ada di negeri ini dan kemudian melakukan seruan yang disampaikan dalam koridor tata kelola perguruan tinggi.
“Kita menyerukan tentang apa yang terjadi saat inu di pentas politik nasional. Namun kita tidak liar menyampaikannya. Melalui prosedur yang benar yang ada di kampus ITS,” ujar Guru Besar Teknik Mesin ini.
Pernyataan sikap Keluarga Besar ITS Peduli Negeri disampaikan melalui Rektor ITS, untuk diteruskan secara langsung kepada Presiden Jokowi. Harus menambahkan hal ini dilakukan sebagai upaya menghormati pimpinan ITS, sehingga semua dilakukan sesuai jalur.
Profesor Harus juga menambahkan bahwa apa yang dilakukan para profesor dan civitas akademika ITS tidak ada kaitan dengan para kandidat capres maupun cawapres. Harus juga menandaskan pihaknya bukan partisan, dan murni seruan moral .
“Ini adalah seruan moral dari kami. Jadi kami bukan partisan ataupun kelompok pendukung capres dan cawapres,” lanjut Harus Laksana Guntur .
Sementara itu dua mantan Rektor turut hadir dalan deklarasi keprihatinan tersebut, yaitu Profesor Priyo Suprobo dan Profesor Joni Hermana.
Profesor Priyo Suprobo menyampaikan secara moral ITS peduli pada kondisi negeri ini, supaya kedepannya lebih baik atau hal-hal yang selama ini kurang baik menjadi baik.
“Kita ingin bahwa ke depan kondisi yang mungkin sekarang dinilai kurang baik bisa disadari presiden. Sehingga bisa berubah menjadi lebih baik lagi,” ujar Priyo Suprobo.
Priyo juga menambahkan, ITS ingin ikut menjaga integritas dan etika dalam berbangsa dan ikut merawat demokrasi, supaya nasib generasi muda ke depan ini makin baik.
Hal senada juga disampaikan Profesor Joni Hermana. Mantan Rektor ITS ingin Pemilu berlangsung jujur dan adil. Serta tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia menjadikan pemilu berjalan dengan baik dan bermartabat.
“Muara kita sama yaitu mengingatkan pemerintah agar pemilu berlangsung damai, jujur dan adil serta menjaga kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Profesor Joni.
Di Surabaya selain ITS, aksi keprihatinan kampus terkait kondisi politik jelang pilpres juga dilakukan Unair, Unesa serta beberapa universitas swasta di Surabaya.(Yul)