JAKARTA, Beritalima.com— Politisi senior Partai Golkar prihatin karena elektabilitas partai berlambang Pohon Beringin tersebut terus melorot akibat kasus korupsi. Padahal, 17 April tahun depan berlangsung pemilu umum serentak yakni pemilihan presiden-wakil presiden dan legislatif.
Pada pesta demokrasi sekali lima tahun itu, partai yang menjadi penguasa di masa Orde Baru tersebut mematok target minimal masuk dua besar, sama dengan pemilu legislatif 2014. Namun, tentu tidak mudah untuk mencapai target tersebut, karena elektabilitas Golkar terus melorot karena kasus yang menjerat kadernya.
Setelah Setya Novanto dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlibat dalam kasus Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara oleh hakim pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), kini Idrus Marham menjadi tersangka kasus suap PLN bersama Eni Maulani Saragih juga dari Partai Golkar.
Prihatin dengan kondisi itu, politisi senior Partai Golkar, Akbar Tandjung yang sudah lama di belakang layar, berencana ‘turun gunung’ Mantan Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua DPR RI itu bakal turun kampanye.
Menurut Akbar, dia terpanggil ikut berkampanye selain untuk mendongkrak elektoral Golkar yang belakangan elektabilitasnya terus melorot. “Kami para senior juga akan turun membantu para caleg untuk perolehan suara,” kata Akbar disela-sela ‘Workshop dan Bimbingan Teknis Kampanye Pemilu 2019’ di Jakarta, Kamis (13/9).
Akbar mengatakan, Golkar harus kembali ke masa kejayaan sebagai partai besar yang dimulai saat rezim Orde Baru berkuasa. Tidak hanya di rezim Orde Baru, tapi sejak pemilu langsung dilaksanakan 1999, Golkar selalu di posisi dua besar.
Bahkan pada Pemilu 2004, Golkar menjadi pemenang dan menraih kursi terbanyak di Parlemen. “Kami sudah mengikuti pemilu lebih dari 10 kali. Dan, selalu berada di papan atas,” kata anggota Kabinet Pembangunan ini.
Akbar yang juga wakil ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar itu menyatakan, salah satu tindakan yang dilakukan ialah ikut menjadi juru kampanye. Para senior akan ikut mengonsolidasikan kekuatan di wilayah-wilayah guna menyusun strategi pemenangan.
Golkar, lanjut Akbar, harus meyakinkan publik bagaimana menghilangkan persepsi buruk dari pelbagai kasus korupsi yang menimpa kadernya. “Dan kemudian juga tentu kami akan berupaya bertemu dengan tokoh masyarakat di daerah pemilihan atau beberapa wilayah Tanah Air. Itulah yang akan kami lakukan,” demikian Akbar Tandjung. (akhir)