Produksi Sepatu Budker Terkendala Bahan Baku Dan Gedung

  • Whatsapp

Bengkulu Utara, beritalima.com – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Desa Pasar Kerkap Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara yang bergerak dibidang pembuatan sepatu saat ini butuh sarana dan prasara pendukung, seperti halnya gedung dan bahan baku.

Usaha pembuatan sepatu ini berdiri sejak tahun 2017, dan sudah menghasilkan ratusan jenis sepatu berbahan kulit sapi dan kerbau dengan kualitas yang cukup baik. Namun sayangnya, beberapa kendala menjadi penyebab, yakni tempat khusus untuk memproduksi (gedung) dan minimnya bahan baku didaerah tersebut.

Bahan baku tersebut masih didatangkan dari pulau Jawa yakni Kota Bandung dikarenakan di Kota tersebut harga bahan baku masih tergolong murah.

“Potensi Bumdes di desa pasar Kerkab ini cukup menjanjikan, jika bahan baku bisa didapatkan dengan mudah tentunya produksi penghasil sepatu bisa lebih meningkat,” ungkap Kades Pasar Kerkap, Daman Zamhori kepada wartawan. Jumat (24/11/2018).

Sementara menurutnya, produksi yang dihasilkankan saat ini bisa bersaing dengan produk dari pulau jawa, baik kualitas maupun harga jual.

“Di Tahun 2017 produk sepatu kulit di desa ini belum memiliki Logo, akan tetapi pada Tahun 2018 ini sepatu yang dihasilkan di desa ini sudah memiliki logo tersendiri dengan ciri khas desa yakni, Bumker dengan artian Badan Usaha Desa Kerkap,” ujarnya.

Pembuatan sepatu kulit yang berlogokan Bumker saat ini masih dikerjakan oleh dua orang pekerja lantaran terdapat beberapa kendala, seperti halnya bahan baku dan tempat khusus.

“Kami yakin jika bahan baku pembuatan sepatu ini mudah didapati dan gedung sudah ada tentu pekerja pengerajin sepatu akan bertambah, sehingga nantikannya desa kami bisa menjadi sentral penghasil sepatu kulit yang berkwalitas,” jelasnya.

bahkan, lanjutnya, beberapa produk yang sudah jadi sudah mereka pasarkan hingga ke kota Arga Makmur.

“Produk sepatu di desa kami laku terjual di pasaran, meskipun pemasarnya belum banyak diketahui oleh masyrakat,” ujarnya.

Meskipun berkualitas, namun harga jual sepatu tersebut tergolong murah, sesuai jenis sepatu, yakni berkisaran Rp.400 – Rp.450 ribu rupiah perpasangnya.

“Dari tahun 2017 hingga saat ini, Bumdes di desa kami tetap berjalan, bahkan saat ini saja sudah ada beberapa pasang sepatu yang sudah dibuat, dan sudah bisa diambil oleh pemesannya,” imbuhnya.

Dari sistem penjualan, mereka mengakui masih terkendala dikarenakan usaha pembuatan sepatu mereka masih belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Untuk itu mereka berharap agar Bumdes di Desa Pasar Kerkap, khususnya, dapat menembus pasaran.

“Jika sudah menembus pasaran tentu tahun depan Bumdes di desa kami dapat menambah tenaga kerja yang lebih handal. Bahkan kalau bisa semua masyarakat bisa memiliki usah sendiri dan dinaungi oleh Bumdes di desa kami,” pungkasnya. (tim)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *