MAKASSAR Vice President of Data Science Gojek Indonesia, Syafri Bahar, bersama beberapa dosen Universitas Hasanuddin mendiskusikan perkembangan data science era industri 4.0. Diskusi ini berlangsung dalam rangkaian Go Talk, yang khusus membahas tema “Why Data Science Matters”, berlangsung di Ruang Senat Fakultas Kedokteran Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Rabu (04/03).
Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unhas (Prof. dr. Budu, Ph. D., Sp. M(K)., M.Med.Ed.) ini dihadiri oleh dosen-dosen dari berbagai fakultas lingkup Unhas.
Dalam sambutannya mengawali diskusi, Prof. Budu menyampaikan terima kasih atas kesediaan Gojek untuk hadir dan berbagi ilmu tentang perkembangan big data yang saat ini memberikan efek lebih terhadap pengambilan keputusan.
“Era digital merupakan ciri masyarakat kita dewasa ini, yang didominasi oleh budaya millenial. Semua lembaga ikut beradaptasi terhadap perkembangan digital, termasuk lembaga pendidikan tinggi,” kata Prof. Budu.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, kampus dan perguruan tinggi dituntut untuk menguasai dan mengadopsi teknologi digital. Hal ini dapat mendorong efektivitas dan efisiensi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama kepada mahasiswa.
“Kita dituntut untuk lebih teratur dan mendetail. Untuk itu, topik tentang Big Data ini sangat penting untuk kita pahami dan kuasai. Diskusi ini dapat memberi wawasan baru kepada dosen Unhas, sehingga dapat memanfaatkan teknologi dalam membantu sistem menjadi lebih rapi, detail, dan lebih cepat dalam pelayanan,” kata Prof. Budu.
Prof Budu menutup sambutannya dengan harapan agar dosen dan pengajar di Unhas bisa semakin inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama sebagai media pembelajaran kepada mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut, Syafri Bahar selaku Vice President of Data Science Gojek Indonesia memaparkan materinya tentang pemanfaatan data science dalam sistem aplikasi Gojek yang diberi judul “How Gojek Leverages Data (Science) to Transform Life of Millions”.
Syafri Bahar mengatakan bahwa perkembangan data science terjadi karena media penyimpanan data semakin mudah. Hadirnya berbagai situs pencari maupun media sosial memberikan kemudahan untuk menyimpan data. Tanpa disadari, aktivitas masyarakat di sosial media dan internet sebenarnya menyimpan data yang sangat besar.
“Awalnya Gojek menggunakan cara manual untuk mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan. Namun, kita berupaya mengoptimalkan sistem data, sehingga dari cara manual sampai akhirnya kami memanfaatkan algoritma sebagai dasar untuk membuat keputusan ataupun kebijakan terhadap layanan aplikasi Gojek,” jelas Syafri.
Kebutuhan akan data science sangat besar. Untuk Indonesia, kebutuhan tenaga yang memahami bidang ini belum tercukupi. Olehnya itu, kolaborasi antara industri, akademisi, maupun pemerintah sangat diperlukan untuk memperkecil kesenjangan dalam pemenuhan kebutuhan data science di Indonesia.
“Sebenarnya banyak talenta potensial masyarakat Indonesia dalam bidang ini, tapi kemungkinan mereka belum terekspos secara menyeluruh. Untuk itu, kita perlu bersinergi bersama mempersiapkan talenta potensi tersebut,” lanjut Syafri.
Syafri menambahkan, data memiliki peranan yang sangat besar dalam memajukan Gojek terutama dari sisi pengambilan keputusan dalam pelayanan kepada pengguna.
“Melalui big data, semuanya lebih terukur dan sistematis,” sambung Syafri.
Usai memaparkan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kegiatan yang menghadirkan kurang lebih 30 dosen ini berlangsung hingga pukul 12.30 Wita.(yahya)