Jakarta | beritalima.com – Di tengah upaya para ahli mencari obat untuk menyembuhkan sakit akibat Covid-19 ada berita penting yang patut dipertimbangkan. Sebagai seorang bukan ahli kesehatan saya meyakini bahwa obat yang ramai dibahas terakhir ini (Ivermectin) adalah obat yang dapat menjadi _optional use_ atau pilihan untuk menyembuhkan pasien terpapar Covid-19.
Prof. Din Syamsuddin usai memberi remarks pada World Ivermectin Day secara virtual, pada Minggu 25 Juli 2021 kemarin. Akunya setelah membaca berbagai tulisan dari para ahli, dan mendengar langsung presentasi Dr. Pierre Kory, Chief Medical Officer of FLCCC Alliance, Amerika Serikat, ia langsung mengaitkan dengan Hadits Nabi Muhammad SAW bahwa setiap penyakit ada obatnya.
“Walau Ivermectin sudah dikembangkan sejak 40 tahun yang lalu oleh Prof. William Campbell dan Prof. Otoshi Omura, yang keduanya dianugerahi Hadiah Nobel, namun dasar ilmiah (_scientific base_) dan uji coba Ivermectin untuk pasien Covid-19 di beberapa negara, meyakinkan bahwa Ivermectin adalah solusi terhadap masalah pandemi Covid-19 yang melanda dunia dewasa ini,” tegasnya.
Lanjutnya setelah memperhatikan penjelasan Dr. Pierre Kory di depan Senat Amerika Serikat sungguh meyakinkan dan mempengaruhi kebijakan kesehatan Amerika Serikat untuk menggunakan Ivermectin. Juga India, yang setelah menggunakan Ivermectin angka penderita Covid-19 akibat Varian Delta turun drastis.
Sehubungan dengan itu, mantan Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI mendorong para pakar kedokteran/kesehatan Indonesia utk mengkajinya secara mendalam, kritis dan objektif. Dan kepada Pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan penggunaan Ivermectin sebagai pengganti vaksin yang ternyata belum dapat mengatasi dan memotong mata rantai persebaran Covid-19. Apalagi, harga Ivermectin yang jauh lebih murah (sekitar USD 3 Cents atau sekitar Rp500), tentu negara bisa berhemat besar dari anggaran vaksinasinasi yg sangat besar.
“Saya tergerak untuk mengusulkan Ivermectin sebagai solusi tiada lain kecuali untuk kemaslahatan bangsa. Karena pil Ivermectin juga dapat dikonsumsi sebagai upaya pencegahan, maka saya sendiri memakainya,” jelasnya.
Begitu juga dia berharap instansi terkait Pemerintah Indonesia dapat memudahkan prosedur dan proses diizinkannya bantuan 100 ribu (bagian dari rencana 1 juta) pil Ivermectin dari pihak di LN kepada Muhammadiyah. Karena menurutnya, barang tersebut sudah sebulan lebih tiba di Bandara Soekarno Hatta tapi belum dapat keluar.
“Saya mendapat konfirmasi bahwa pihak Muhammadiyah akan menyalurkan obat tersebut melalui seratusan Rumah Sakit Muhammadiyah yang menangani pasien Covid-19. Kiranya Pemerintah memudahkan upaya organisasi masyarakat untuk menyehatkan kehidupan bangsa,” pungkas Din diakhir kalimat.
M. Din Syamsuddin