MAKASSAR. Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo meminta kepada Tim Dewan Etik Dosen LLDIKTI IX Sulawesi menjadi penjaga marwah akademik dosen
Demikian ditegaskan, Kepala LLDIKTI IX Sulawesi, Prof Dr Jasruddin M.Si pada acara, Finalisasi Penyamaan Persepsi Materi Sosialisasi Dewan Etik
via aplikasi Zoom, Kamis 11 Juni 2020 pada pukul 20.00 WITA, dengan host acara, Prof Dr Elisa Meiyani, M.Si.
Dijelaskan, kehadiran Tim Dewan Etik Dosen ini tidak untuk mencari-cari kesalahan, tetapi untuk menyelamatkan para dosen.
Kehadiran dewan etik ini agar sudah dapat bersinergi dalam pengurusan pangkat akademik percepatan pengajuan Guru Besar.
Tetapi percepatan itu tidak berarti memudahkan, terapi tetap mengacu pada regulasi yang ada.
Prof Jas malah meminta, dalam masa emas pengurusan Guru Besar sampai Juli 2020, tim ini sudah bisa melakukan bincang bincang dengan calon Guru Besar dan Lektor Kepala.
Kerja keras Tim Dewan Etik Dosen ini dalam finalisasi naskah kode etik dosen telah melebihi ekspektasi saya, sehingga harus melakukan langkah secepatnya, kata Prof Jasruddin.
Selama dalam bincang bincang itu pada calon Guru Besar, diberi gambaran secara etika sosok Guru Besar sehingga tidak ada lagi Guru Besar yang marah marah ke staf LLDIKTI yang tidak level itu, tegas Prof Jasruddin.
Pada penyamaan persepsi ini tampil tiga nara sumber, Prof Dr H Andi Muin Fahmal, SH MH dengan materi, Kode Etik Dosen LLDIKTI IX Sulawesi.
Materi kedua, Panduan Beracara Pemeriksa Putusan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Dosen oleh Ketua Tim Kode Etik LLDIKTI IX, Prof Dr Ma’ruf Hafidz SH MH.
Materi ketiga, Petunjuk Teknis Presentasi Pengusulan Jabatan Akademik di Depan Majelis Profesor oleh Prof Dr Muhibuddin, M.Si.
Nampak hadir pada penyamaan persepsi ini Sekretaris LLDIKTI IX Sulawesi, Drs Andi Lukman, M.Si serta para anggota dewan etik dosen berasal dari enam provinsi di Pulau Sulawesi. (nirwan/yahya)