Perguruan tinggi jangan dijadikan lahan bisnis. Tetapi seharusnya jadi wadah mencetak dan mencerdaskan anak-anak bangsa.
Demikian ditegaskan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IX A, Prof Dr Maruf Hafidz, SH, MH kepada media di kampus UMI Makassar, Minggu pagi (29/4/2018).
Dijelaskan, pengelolaan perguruan tinggi tidak apa-apa dikelolah secara bisnis tetapi dengan catatan.
Pemilik perguruan tinggi punya komitmen senantiasa meningkatkan kesejahteraan dosen dan pegawai, ungkap. Wakil Rektor UMI Makassar bidang kerjasama ini.
Sikap Koordianator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Jasruddin meminta komitmen yayasan peduli dan perhatikan kesejahteraan dosen dan pegawai.
Patut diapresiasi dan diberi dukungan. Dosen tidak akan menjalankan profesi secara maksimal
Kalau kesejahteraan tidak sesuai dengan standar regulasi yang ada, gaji di atas UMP, tegas mantan Ketua Panwaslu Kota Makassar ini.
Menyedihkan dan mengharukan ada dosen dengan gaji jauh dibawah UMP dengan jenjang pendidikan S3 dan S2, tegas mantan aktifis pers mahasiswa Unhas ini.
Kenyataan menunjukkan cukup banyak pemilik perguruan tinggi meraih pendapatan cukup besar setiap semester.
Tetapi sebaliknya tidak peduli dengan kesejahteraan para dosen dan pegawainya, ungkap Maruf. (Yahya).