Perguruan Tinggi Swasta yang nakal itu, senang menggelar wisuda. Jenis kampus ini banyak selamatan tapi tidak disertai dengan kerja keras.
Pada beberapa temuan kampus nakal, terdaftar mahasiswa misalnya 50 orang pada pelaporan Pusat Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti), tetapi saat wisuda jumlahnya malah bertambah 500 orang.
Demikian ditegaskan Ketua Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi Dirjen Kelembagaan Kemenristekdikti RI, Prof Dr. Supriadi Rustad saat membawakan materi dengan moderator, Prof Dr. Andi Muin Fahmal, SH, MH pada Rakerwil 2017 Kopertis Wilayah IX Sulawesi di Kendari, Jumat-Sabtu (19-20/5).
Dijelaskan, kondisi kekinian pengelolaan pendidikan tinggi mengalami perubahan yang sangat radikal sejumlah regulasi dalam dunia pendidikan tinggi menjadi indikator yang harus dicermati dan diperhatikan para penyelenggara dan pengelola perguruan tinggi.
Salah satu di antaranya adalah reformasi dalam sistem penjaminan mutu. Data perguruan tinggi ditentukan oleh kinerja penjamina mutu. Sisi lain perubahan sangat luar biasa itu menjadikan data perguruan tinggi menjadi ranah publik, tandas pelaksana tugas Rektor Universitas Haluoleo Kendari ini.
Saat pemaparan materinya itu turut hadir Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof. Dr. Andi Niartiningsih, MP, Sekpel Kopertis IX Sulawesi, Dr. Hawignyo, MM, Ketua Panitia Lokal Rakerwil 2017 Kopertis IX di Kendari, Prof.Dr.Ir. Andi Bahrun, M.Sc.Agric juga selaku Rektor Universitas Sulawesi Tenggara.
Selain itu juga hadir Sekretaris APTISI Wilayah IX-A Sulawesi, Dr.Mulyadi Hamid, M.Si juga Wakil Deputi Rektor Universitas Fajar Makassar dan peserta rakerwil yang berasal dari 366 pimpinan PTS seluruh Pulau Sulawesi.
Nampak hadir, Rektor UMI Makassar, Masrurah Mukhtar, Rektor UPRI Makassar, Niniek F Lantara, Rektor Universitas Sawerigading, Melantik Rompegaring, Rektor Unismuh Makassar, Rahman Rahim, Rektor Unasman Sulbar, Chuduriah Sahabuddin, Rektor Unismuh Palu, Rajindra Rum dan pimpinan PTS lainnya. (yahya)