Profesi Pelukis Berawal Dari Hobi, Dikembangkan ke Media Pakaian

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Dalam Gelaran acara Forum Pembauran Kebangsaan yang bekerjasama dengan Taplai LEMHANNAS RI provinsi Jawa Timur, di hotel Aria Surabaya, terdapat 3 peserta muda. Peserta ini memberikan surprise kepada Presiden Taplai LEMHANNAS RI Dr Ir Wahid Wahyudi MT berupa lukisan keberagaman budaya Nusantara. Lukisan tersebut dibuat saat Wahid memberikan sambutan. Usai memberikan sambutan, lukisan tersebut sudah selesai dan diserahkan kepada Wahid Wahyudi yang juga menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan provinsi Jawa Timur.

Adalah Giovanni, Yessy Seftiana Yolanda dan Shafna Adinda Rahmadani, ketiga kaum milenial ini memiliki bakat melukis secara otodidak. Meskipun Yessy juga menimbah ilmu di fakultas Dispro ITS, sementara Shafna masih menjadi siswa SMA Kartika IV, dan Giovanni juga tidak mendapatkan pendidikan di bidang seni. Namun prestasi yang mereka miliki patut diperhitungkan.

“Tahun 2017 kita memulai membuat inovasi lukisan di berbagai media, sepatu, tas, jaket, kaos, atau apa saja sesuai permintaan konsumen. Sebelum tahun 2017, dari ketertarikan menggambar, pertama kali kami membuat komik di media digital,” terang Giovanni, mewakili dua rekannya.

“Setelah melihat kondisi kesenian lukis yang kurang diminati oleh masyarakat di Surabaya, untuk menarik perhatian mereka, kami mencoba membuat karya lukisan yang berbeda, yaitu di media seperti jaket, tas, sepatu, helm, palet kayu dan lain-lain sesuai kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen kita,” sambung Giovanni.

Lebih lanjut Giovanni mengungkapkan, beberapa pengalaman dalam pengembangan karirnya, dirinya bersama dua rekannya mendirikan St Art, yaitu nama yang mereka pakai sebagai merk dari hasil karyanya. Dalam perjalanan meniti karir tersebut, ketiga milenial ini beberapa kali mengikuti
pameran. Antara lain di AJBS, mengikuti acara ART festival, dll.

“Kita juga berkolaborasi dengan produk-produk lokal Surabaya untuk digambar produknya, kita juga menerima lukisan dinding untuk cafe-cafe dengan tema tertentu sesuai keinginan konsumen,” lanjutnya.

“Sejarah terbentuknya nama St.ART merupakan suatu singkatan dari asal nama kota kita, Kota pahlawan Surabaya. Karena kami memiliki hobi menggambar maka menjadi Surabaya the art. Produk dari kami antara lain jaket, celana, topi, baju, sepatu, lukis piring dan masih banyak lagi. Segmen pemasaran kita lebih ke menengah atas, karena itu kita menjual melalui online. Kita juga menitipkan barang ke toko teman dan mengikuti festival lainnya,” paparnya.

Giovanni menambahkan saat ini kapasitas produksi barang yang dihasilkan hanya memenuhi permintaan konsumen. Giovanni menuturkan jika pihaknya belum memiliki modal untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Karena itu pendapatan mereka sangat terbatas.

“Kita ingin mengembangkan produk, baik kuantitas maupun kualitas. Kita membutuhkan jaringan pemasaran yang lebih luas lagi. Kita membutuhkan campur tangan pemerintah agar produk kami bisa menembus pasar internasional. Meskipun ada beberapa pelanggan kami yang memesan jaket, kaos, topi, baju, tas dari beberapa negara, namun sifatnya masih personal,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait