Profesionalisme Guru Masih Belum Memenuhi Harapan

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Sejak ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka secara resmi Guru dinyatakan sebagai pekerja profesional. Harus diakui bahwa hingga kini profesionalisme guru di Indonesia masih belum memenuhi harapan.

“ Masih diperlukan upaya-upaya yang  lebih keras, agar pekerjaan guru di negara kita betul-betul sebagai pekerjaan profesional di masa yang akan datang” kata Wakil Gubernur NTT, Benny Litelnoni ketika membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada acara peringatan HUT PGRI ke – 71 dan Hari Guru Nasional ke – 22 tingkat provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan di GOR Oepoi Kupang, Jumat (25/11).

Ia mengatakan, Pemerintah telah bertekad meningkatkan kesejahteraan guru melalui pemberian tunjangan profesi dan tunjangan khusus bagi guru yang sudah bersertifikat pendidik.

“ Saya berharap, hal ini dapat berimplikasi nyata bagi perbaikan kompetensi dan kinerja para guru, dibuktikan dengan  peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Ke depan perlu segera dirumuskan kebijakan, agar sebagian tunjangan  profesi guru bisa  diinvestasikan bagi peningkatan kinerja guru melalui pelatihan dan usaha guru belajar mandiri”, katanya kepada ribuan guru yang hadir dalam acara itu.

Perayaan dua hari besar nasional itu mengambil tema “Membangun Kesadaran Kolektif Guru untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan”.
Selanjutnya dia mengatakan, pemerintah setiap tingkatan terus memberi perhatian lewat beberapa kebijakan strategis, untuk membentuk guru yang profesional, sejahtera, bermatabat dan terlindungi.

“Berbanggalah menjadi seorang guru. Lewat tangan para Guru, Pamong dan Tenaga Kependidikan, masa depan bangsa kita menjadi taruhan. Melalui peserta didik di sekolah, di sanggar-sanggar belajar, kita akan menentukan masa depan bangsa ini. Tidak ada sosok sukses yang tidak melewati sentuhan seorang guru. Karena rotan itu, saya bisa berdiri di sini sebagai Wakil Gubernur” ujar Benny terharu membandingkan pola didik jamannya sebelum ada HAM.

Ketua Panitia Kegiatan, Beny Mauko mengatakan setidaknya enam kegiatan  diselenggarakan, untuk memeriahkan dua hari istimewa bagi para pahlawan tanpa tanda jasa itu.

Ada lomba paduan suara yang sudah dimulai 18 November lalu dengan melibatkan 15 tim dari enam kecamatan. Kemudian pawai karnaval yang dilaksanakan 19 November dan Jalan Santai berhadiah berlangsung pada22 November.

Ada juga dialog interaktif di TVRI, ziarah ke TMP Dharma Loka, hingga puncak acara peringatakan HUT PGRI ke-71 dan Hari Guru Nasioanl ke – 22 yang dilaksanakan di GOR Oepoi Kupang.

Pada puncak acara itu juga diluncurkan Jurnal Cendana oleh DPD PGRI NTT, sebagai media tulis menulis guru dan buku Manajemen Berbasis Sekolah, karya Ibu Sarlota Koroh. (Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *