Progam PPK Harus Eksis Diterapkan Membangun Dan Membekali Generasi Emas

  • Whatsapp

Foto : Kadispora Bireuen Drs Nasrul Yuliansyah,M.Pd dan Komite Sekolah SMPN 2 Bireuen, Drs H Suherman Amin. (Adullah Peuadada)
BIREUEN,ACEH,Beritalima – Gerakan Penguatan PPK merupakan kelanjutan dan kesinambungan gerakan nasional pendidikan karakter bangsa pada 2010 untuk mendorong seluruh pemangku kepentingan perubahan paradigma pola pikir dan cara bertindak dalam mengelola sekolah.
Dalam hal tersebut PPK bukanlah hal yang baru dalam menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam dalam pendidikan yang membudayakan kebudayaan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Namun hal tersebut diperkuat kembali fondasinya dengan terbitnya Perpress pada 2017 dan harus diterapkan untuk membangun benerasi emas ke depan.
Demikian simpulan hasil diskusi Komite Sekolah SMPN 2 Bireuen, Drs H Suherman Amin bersama Kadis Pendidikan Pemuda Olahraga (Kadisdikpora) Bireuen Senin (18/9) di Bireuen , tentang pelaksanaan progam Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK) di SMPN 2 Bireuen yang saat ini eksis dilaksanakan.
Menurut Suherman Amin Disdikpora Bireuen harus benar-benar mengembangkan progam PPK dengan tujuan membangun dan membekali diri generasi emas ke depan agar mampu menghadapi dinamika ketrampilan dengan dasar moral yang baik
Untuk itulah dalam progam PPK perlu memperkuat dasar utama yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan. Kelima dasar utama adalah Nilai Religius ( agama ) , Nasionalis, Mandiri, Gotongroyong dan integritas.
Semua jejaring nilai tersebut dipadukan dengan kokoh sehingga dasar utama mereka kuat dan tidak gboyak dengan berbagai tantangan yangb mereka hadapi.
Kadisdikpora Drs Nasrul Yuliansyah,M.Pd mengakui dengan terbitnya Perpres 87/2017 semakin memperkokoh Fondasi Sekolah PPK yang melaksanakan progam penguatan pendidikan karakter ( Akhlak,moral atau Budi pekerti) baik jenjang SD maupun SMP .
Menurut Drs Nasrul Yuliansyah,M.Pd pelaksanaan penguatan PPK di sekolah jajaran Disdikpora ada yang melaksanakan 6 hari perminggu dan ada yang 5 hari perminggu dan itu tidak salah sebab sesuai dengan aturan yang termaktub dalam pasal 9 ayat 1 Perpres tersebut.
Namun demikian tambah Nasrul, sekolah 5 hari perminggu bukan berarti siswa berada di sekolah 8 jam sebab bukan Full Day Schooll ( FDS) yang pulangnya sore.
Namun kepulangan mereka tetap seperti biasa pukul 13.45 WIB . Dan pihak sekolah mengarahkan kepulangan mereka adalah untuk berkemas menuju kegiatan Untuk memperkuat salah satu karakter.
Semua siswa terarah untuk pengajian ke Dayah, Balai Pengajian, Teuku Rangkang, yang penting memperkuat karakter religius sebab sekolah bekerja sama dengan balai pengajian, dayah dan itu diatur dalam pasal 6 ayat 2 dan pasal 8 ayat 1 huruf C dalam perpres tersebut.
Selain itu ada yang lainnya peserta didik dalam memperkuat kemandiriannya, gotongroyong ( kebersamaan ) dan integritas selalu diarahkan dan bukan hanya retorika tetapi perbuatan yang adanya pengawasan.
Dan inilah yang sudah berlangsung di sejumlah SD dan SMP di jajaran Disdikpora Kabupaten Bireuen.
Menjawab Andalas tentang pelaksanaan PPK di sekolah jajaran Disdikpora Bireuen Nasrul menyebutkan, semua sekolah di jajaran Disdikpora Bireuen sudah menerapkan progam PPK.
Namun tambahnya ada yang sudah melaksanakan progam PPK 5 hari sebanyak 20 dari 229 sekolah SD. Dan 50 sekolah dari 70 SMP Negeri/Swasta yang ada di jajaran Disdikpora wilayah Bireuen.
Menurut Nasrul, karakter anak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan masyarakat sehingga ada karakter yang positif maupun negative yang diserap.
Dikatakan, dengan adanya progam PPK bisa sebagai benteng untuk menyelamatkan anak didik kita dan hal itu memang ajaran rasul 14 abad yang lalu.
Dan kalau amanah Perpress masih sangat baru. Akan tetapi kita beruntung sebab dengan adanya perpress sehingga membangunkan kita dari tidur panjang , namun ironisnya itupun masih menimbulkan polemic. Tetapi wajarlah barangkali ada yang belum jelas mengetahuinya.
Ditambahkan, PPK harus diintegrasikan saat guru melakukan proses pembelajaran baik pada jam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Selain itu kusus untuk penumbuhan karakter religius sekolah bisa bekerjasama dengan lembaga keagamaan seperti Dayah, Balai Pengajian maupun tempat pengajian gampoeng sebab persoalan karakter anak adalah persoalan besar yang bertanggungjawab semua pihak baik itu orangtua, pemerintah maupun masyarakat. (Abdullah Peudada )

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *