KUPANG, beritalima.com – Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan penandatanganan kesepakatan Bersama (Memorandum of Understanding) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk implementasi program INOVASI di Sumba, NTT. Program ini merupakan bentuk kemitraan bidang pendidikan yang berfokus pada peningkatan mutu hasil pembelajaran literasi dan numerasi siswa di jenjang pendidikan dasar.
Sebagai kemitraan kedua Program INOVASI di Indonesia, implementasi INOVASI di Provinsi NTT akan dilakukan di empat kabupaten yaitu Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.
Bertempat di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT, acara peluncuran program INOVASI dilaksanakan melalui penandatanganan MOU antara Pemerintah Provinsi yang diwakili oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya, dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakaili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Totok Suprayitno, serta disaksikan oleh Michelle Lowe, Konselor Bidang Pembangunan Manusia, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia-Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Sebelumnya, INOVASI telah menjalin kerjasama dengan Provinsi NTB sejak bulan Juni 2016.
Menurut Gubernur Frans Lebu Raya, diluncurkannya program Inovasi ini menunjukkan tekad dan dukungan pemerintah bersama para mitra program dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumba, terutama di jenjang pendidikan dasar. ” Kami menyambut baik program INOVASI di NTT yang akan berupaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa, teutama dalam kemampuan literasi dan numerasi”, tuturnya.
Bentuk kemitraan bidang pendidikan tersebut kemudian semakin dikukuhkan melalui penandatanganan Nota Kesepakatan antara Gubernur NTT dengan masing-masing bupati di empat kabupaten tersebut, yaitu Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu, Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole, Bupati Sumba Tengah, Umbu Sappi Pateduk, dan Gidion Mbiliyora, Bupati Sumba Timur.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Totok Suprayitno mengatakan, ” kami bangga dengan dukungan dan kerjasama yang diberikan oleh Pemerintah di Provinsi NTT yang sangat berkomitmen untuk melakukan perubahan. Aplikasi nyata dari program INOVASI ini akan tampak di depan kelas belajar. Bukan dalam bentuk mendikte, namun lebih dengan menggali potensi lokal sehingga dapat memberi arah pola pengajaran bagi anak karena tuntutan saat ini bukan seberapa banyak siswa yang belajar, tetapi seberapa kompeten mereka, agar mampu berperan penting dan unggul dalam pergaulan global.”
Program INOVASI, sejalan dengan Gerakan Literasi Nasional, akan bekerjasama dengan guru, orang tua, kepala sekolah, pemerintah kabupaten dan pemangku kepentingan kunci lainnya, dalam menemukan dan memahami cara-cara lokal untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah.
” Program INOVASI merupakan kemitraan penting antara Pemerintah Australia dan Indonesia. Kita telah bekerjasama selama lebih dari 10 tahun untuk memperkuat sistem pendidikan di Indonesia. Kami percaya bahwa kualitas penjdidikan sangat penting bagi Indonesia dan berkontribusi langsung terhadap pembangunan manusia dan masyarakat, serta angkatan kerja yang sehat dan produktif”, ujar Michelle Lowe, Konselor Bidang Pembangunan Manusia, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia-Kedutaan Besar Australia di Jakarta. (L. Ng. Mbuhang)