PADANG,beritaLima.com – Program ‘Kota Tanpa Kumuh’ (Kotaku) di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto (KPIK) Kecamatan Koto Tangah terlaksana dengan baik. Anggota DPRD Kota Padang, Elvi Amri menilai, terlaksananya program tersebut tidak terlepas dari peranan seluruh masyarakat yang sudah berpartisipasi memberikan swadayanya dalam pelaksanaan program itu.
“Khusus pada Lurah Ikur Koto serta staf, LKM, LPM, Rt dan RW di lingkungan Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto / KPIK ini serta kontrol pengawasan dan sosialisasi kepada warga yang sama – sama kita lakukan. Termasuk saya selaku anggota DPRD Padang yang telah dipercaya masyarakat Koto Tangah ini,” ujar kader Hanura itu, Rabu(13/12/2017).
Dikatakan Elvi Amri, kelurahan di Koto Tangah yang dapat program Kotaku adalah Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto (KPIK) senilai Rp500 juta dan juga Kelurahan Dadok Tunggul Hitam. Pelaksanaan itu bermitra melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Padang.
Program Kotaku yaitu program betonisasi jalan lingkungan dan pembenahan riol/drainase/saluran air untuk menuju lingkungan sehat, bersih serta indah. Program Kotaku adalah program yang dilaksanakan secara nasional di 269 kota/kabupaten di 34 Propinsi yang menjadi “platform” atau basis penanganan kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten, pihak donor, swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kotaku bermaksud untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan. Dalam perencanaan maupun implementasinya mengedepankan partisipasi masyarakat.
Untuk Kelurahan KPIK itu, menurut Anggota dewan Dapil I Koto Tangah itu, kegiatannya dilaksanakan di RT 04, 05 dan 06 RW 01. Diakuinya, mula pelaksanaanya butuh sosialisasi yang sangat intens pada masyarakat. Namun, pada akhirnya kesadaran masyarakat muncul.
“Kita apresiasi pada warga yang telah bersedia memberikan hibah tanah mereka untuk jalan lingkup dan drainase,” ujarnya.
Saat ini, sudah selesai pengerjaan jalan utama sepanjang 200 meter dengan lebar 4 meter. Kemudian, jalan lingkup sepanjang 500 meter dengan lebar 1,5 meter dan ketebalan 12- 15 cm. Begitu juga saluran drainase sepanjang 60 meter yang dulunya hanya lebar 1 meter sekarang menjadi 2 meter.
“Semuanya itu kesadaran dan dukungan dari warga dengan semangat swadaya yang tinggi untuk meningkatkan kualitas lingkungan,” jelasnya.
Selain itu, tambah Elvi Amri, juga ada program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) terkait Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di empat titik, yakni di Kelurahan Koto Pulai, Batipuh Panjang, Dadok Tunggul Hitam dan Aia Pacah. Pengerjaan itu mitranya adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DRKPP) Padang.
Program tersebut adalah pembuatan satu saluran Ipal dari pembuangan air limbah yang digelontorkan dari WC (water closed) warga dimana dibuatkan satu septic tank besar berukuran 9 x 17 meter. Saluran Ipal untuk satu Setia tank itu dibuat pada satu titik terdiri dari 100 KK dengan anggaran Rp425 juta per titik. “Jadi, setiap saluran dari WC warga alirannya akan mengalir pada satu septic tank itu saja,” terangnya.
“Alhamdulillah, pengerjaan program Kotaku dan Sanimas ini dari kunjungan saya ke lapangan sudah 90 persen, tinggal finishing saja. Semoga apa yang telah terlaksana ini bermanfaat bagi masyarakat kita ke depan dan pembangunan infrastruktur di Padang makin lebih baik. Semuanya tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara masyarakat, legislatif dan eksekutif,” ungkapnya.
(rki)